Erick Thohir Luncurkan Bank Emas, Optimalkan Cadangan Emas Indonesia

Ekonomi, NASIONAL362 Dilihat

JAKARTA, SINKAP.info – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengungkapkan bahwa cadangan emas batangan Indonesia saat ini masih tertinggal dibandingkan dengan Singapura. Indonesia memiliki cadangan sebanyak 201 ton, sementara Singapura mencatatkan jumlah lebih besar, yakni 228 ton. Hal ini disampaikan Erick Thohir dalam sambutannya pada peluncuran Bank Emas di The Gade Tower, Jakarta, pada Rabu, 26 Februari 2025.

Erick menjelaskan bahwa cadangan emas Indonesia saat ini tersebar di beberapa instansi, seperti Bank Indonesia yang menyimpan 80 ton, PT Pegadaian dengan 100 ton, serta PT Bank Syariah Indonesia Tbk yang memiliki 17,5 ton. Meski demikian, ia optimis jumlah emas di Indonesia akan terus berkembang berkat produksi emas yang meningkat setiap tahunnya.

“Selama lima tahun terakhir, produksi emas Indonesia mencapai 160 ton per tahun. Jika digabungkan, total cadangan emas Indonesia bisa mencapai 440 ton,” kata Erick.

Di sisi lain, Indonesia juga memiliki sumber daya alam emas terbesar di dunia, dengan jumlah 2.600 ton. Dengan diluncurkannya Bank Emas, Erick berharap dapat mengundang masyarakat untuk mulai memanfaatkan layanan ini.

“Ada sekitar 1.800 ton emas yang dimiliki oleh masyarakat, tetapi banyak yang disimpan di tempat yang tidak aman seperti di bawah bantal atau di balik batu bata,” tambahnya.

Bank Emas diharapkan menjadi solusi untuk pengelolaan emas masyarakat, dengan menyediakan layanan seperti penggadaian, pembiayaan, jual-beli, dan deposito.

“Kami ingin meyakinkan masyarakat bahwa sistem keuangan ini aman dan bisa menjadi alternatif yang lebih baik untuk menyimpan emas mereka,” kata Erick.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menjelaskan bahwa keberadaan Bank Emas sangat penting untuk mencegah aliran emas Indonesia ke luar negeri.

“Selama ini emas kita banyak ditambang dan mengalir ke luar negeri karena tidak ada bank khusus untuk emas di Indonesia,” ujar Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada 17 Februari 2025.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Airlangga Hartarto, menilai bahwa keberadaan bullion bank sangat penting dalam menghadapi ketidakstabilan ekonomi. Ia menyatakan bahwa emas dan dolar Amerika Serikat adalah dua instrumen safe haven yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko ekonomi di masa depan.

“Jika tabungan dilakukan melalui emas, nilai emas akan tetap setara dengan biaya haji di masa mendatang, mengatasi gap yang ditimbulkan oleh inflasi,” jelas Airlangga.

Peluncuran Bank Emas ini merupakan langkah strategis pemerintah dalam mengelola dan memanfaatkan potensi emas Indonesia secara lebih optimal untuk mendukung stabilitas ekonomi negara.