MERANTI, SINKAP.info – Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Kepulauan Meranti mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2024. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kepulauan Meranti, M. Fahri, terdapat penambahan 24 kasus baru dalam setahun terakhir. Hal ini menjadikan total kasus HIV/AIDS di daerah tersebut mencapai 192 kasus.
“Memang ada penambahan kasus baru. Rata-rata, kasus yang tercatat merupakan temuan dari fasilitas kesehatan (faskes),” ujar Fahri dalam keterangan resminya, Senin (13/1/2025).
Rincian Kasus HIV/AIDS di Kepulauan Meranti
Dari total 192 kasus, 57 orang terdiagnosis mengidap HIV, sementara 135 lainnya telah memasuki tahap AIDS. Fahri mengungkapkan bahwa peningkatan jumlah kasus ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kurangnya kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan antiretroviral (ART) dan pola hidup tidak sehat, seperti perilaku seks bebas.
“Beberapa penderita merasa kondisinya membaik setelah mengonsumsi obat yang kami berikan, tetapi kemudian tidak melanjutkan pengobatan. Padahal, mereka seharusnya rutin dan patuh terhadap anjuran medis,” jelas Fahri.
Pentingnya Pemeriksaan dan Edukasi
Fahri juga mencatat bahwa sejauh ini, data kasus HIV/AIDS yang tercatat di Kepulauan Meranti murni berasal dari temuan Dinas Kesehatan. Hingga saat ini, belum ada masyarakat yang secara sukarela memeriksakan diri untuk mengetahui apakah terjangkit HIV/AIDS.
“Inventarisasi penderita sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Jika kita mengetahui siapa saja yang terjangkit, kita bisa mendata mereka dan melakukan langkah antisipasi agar tidak menular ke masyarakat lainnya,” tegas Fahri.
Imbauan untuk Masyarakat
Menyikapi tren peningkatan kasus HIV/AIDS, Fahri mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan dan segera memeriksakan diri jika merasa berisiko terpapar HIV/AIDS. Selain itu, ia menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi tentang pencegahan penyakit ini untuk meminimalisir angka penularan di masyarakat.
“Kami berharap masyarakat lebih sadar dan aktif dalam menjaga kesehatan. Pencegahan lebih baik daripada pengobatan, dan edukasi yang tepat akan sangat membantu dalam menurunkan angka penyebaran HIV/AIDS,” tutup Fahri.