PEKANBARU, SINKAP.info – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Riau mengadakan kunjungan silaturrahmi ke Kantor Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Riau yang terletak di Jalan KH Ahmad Dahlan, Sukajadi, Kota Pekanbaru, Senin (27/1). Kunjungan ini menjadi momen penting dalam mempererat hubungan antara dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Rombongan PWNU Riau, yang dipimpin oleh Ketua PWNU Riau, KH. Abdul Halim Mahally, Lc, LL.B (Hons), MPIR, disambut dengan hangat oleh Ketua PWM Riau, Dr. Hendri Sayuti, MA, beserta jajaran pimpinan. Turut hadir juga Dewan Penasehat PWM Riau, Prof. Dr. HM. Nazir Karim, Lc, MA, yang merupakan mantan Rektor UIN Susqa Riau dan alumnus Universitas Madinah, Arab Saudi. Pertemuan ini berlangsung akrab dengan adanya perbincangan dalam bahasa Arab antara Prof. Nazir Karim dan KH. Abdul Halim Mahally, yang menambah suasana keakraban di tengah diskusi.
Komitmen Bersama untuk Kemajuan Umat
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk memperkuat sinergi di berbagai bidang, seperti pendidikan, keilmuan, dan pengembangan ekonomi. Ketua PWM Riau, Dr. Hendri Sayuti, mengungkapkan rasa terima kasih atas inisiatif silaturrahmi tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi semangat silaturrahmi ini. Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama memiliki tanggung jawab bersama dalam membangun umat, bangsa, dan negara,” ujar Dr. Hendri.
Dr. Hendri juga menyatakan kesiapan Muhammadiyah untuk berkolaborasi dalam berbagai forum ilmiah dan kegiatan strategis yang diselenggarakan oleh PWNU, seperti Majelis Bahtsul Masa’il, seminar kebangsaan, dan diskusi-diskusi yang berorientasi pada kemajuan masyarakat.
Sementara itu, Ketua PWNU Riau, KH. Abdul Halim Mahally, menegaskan bahwa sinergi antara organisasi Islam sangat penting untuk memajukan umat dan bangsa. Ia juga mengingatkan bahwa hubungan erat antara Muhammadiyah dan NU sudah terjalin sejak masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.
“Muhammadiyah dan NU memiliki peran besar dalam membangun dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sinergi ini merupakan contoh harmonis bagi kita semua dalam menciptakan masa depan yang lebih baik,” tegas KH. Mahally.
Ia menambahkan, Muhammadiyah sebagai “kakak tertua” yang lahir lebih dahulu pada 18 November 1912, sedangkan NU pada 31 Januari 1926, menjadi bagian dari sejarah panjang kedua organisasi ini yang saling mendukung dalam perjuangan kemerdekaan.
Delegasi Lengkap PWNU Riau
Rombongan PWNU Riau hadir dengan formasi lengkap dari jajaran Syuriah dan Tanfidziyah, termasuk tokoh-tokoh seperti KH. Zainuddin Umnur, KH. Busthomi, Lc, MA, dan Kyai Masduki Fadly, S.Sos. Selain itu, Wakil Sekretaris PWNU Riau, Kyai Mizan Fadholi, S.Sos, dan Wakil Ketua, Drs. H. Ahmad Rivai, M.Pd, juga turut hadir dalam pertemuan ini.
Membangun Model Sinergi Nasional
Kunjungan ini menjadi langkah awal dalam memperkuat kerjasama antara Muhammadiyah dan NU di Riau, dengan harapan kedua organisasi ini dapat melahirkan berbagai program bermanfaat yang tidak hanya untuk umat Islam, tetapi juga untuk masyarakat luas. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mempererat hubungan antarorganisasi Islam, demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Dengan sinergi yang terjalin, diharapkan kedua organisasi ini mampu berkontribusi lebih besar dalam pembangunan umat dan bangsa, mewujudkan visi bersama untuk menciptakan kemajuan sosial dan pendidikan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.