JAKARTA, SINKAP.info – Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi bertajuk “Indonesia Gelap” yang berlangsung sejak Senin, 17 Februari 2025, hingga Rabu, 19 Februari 2025. Aksi ini dilakukan secara berantai di berbagai daerah, termasuk Jakarta, Bandung, Lampung, Surabaya, Malang, Samarinda, Banjarmasin, Aceh, dan Bali.
Koordinator BEM SI, Agung, mengatakan aksi ini merupakan pemantik gerakan di berbagai daerah yang akan terus berlangsung hingga 20 Februari 2025. “Rencana ini untuk pantikan di semua daerah dan nasional dan nanti akan terus berlanjut di beberapa titik daerah sampai tanggal 20 Februari 2025,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Aksi di Jakarta
Di Jakarta, aksi dimulai dengan long march dari Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, menuju kawasan Patung Kuda, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, pada Senin (17/2). Demonstrasi ini menolak kebijakan pemotongan anggaran besar-besaran yang diterapkan Presiden Prabowo Subianto di hampir semua kementerian, lembaga, dan pemerintahan daerah dengan alasan efisiensi.
Menurut laporan Antara, ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi membawa bendera, spanduk, serta satu mobil komando yang menempuh perjalanan sekitar tiga kilometer menuju Istana Negara. Massa aksi juga berkumpul di IRTI Monas sebelum akhirnya bergabung di kawasan Patung Kuda untuk menyampaikan tuntutan mereka.
Hingga pukul 15.15 WIB, kawasan sekitar Bundaran Patung Kuda ditutup sementara. Lalu lintas dialihkan ke Jalan Medan Merdeka Selatan dan Budi Kemuliaan. Diperkirakan sekitar 2.000 mahasiswa berpartisipasi dalam aksi ini.
Aksi di Berbagai Daerah
Bandung
Di Bandung, aksi dipusatkan di depan Gedung DPRD Jawa Barat. BEM SI Kerakyatan Jabar menuntut pertanggungjawaban pemerintahan Prabowo-Gibran atas kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.
Plt Ketua BEM Kema Universitas Padjadjaran (Unpad), Rhido Anwari Aripin, menilai kebijakan pemerintah tidak berjalan optimal. “Pemerintah membuat kebijakan yang seenaknya. Tapi di masyarakat tidak berjalan optimal, lalu masyarakat menyuarakan, lalu rezim bersih-bersih dan sebagainya dan seakan menjadi pahlawan kesiangan,” ujarnya.
Mahasiswa dari berbagai kampus di Jawa Barat turut hadir. Universitas Pasundan menjadi yang pertama tiba di lokasi pada pukul 14.20 WIB dengan membawa bendera kampus dan menyanyikan Mars Mahasiswa sebelum berorasi.
Surabaya
Ribuan mahasiswa di Surabaya berkumpul di depan Gedung DPRD Jawa Timur pada Senin (17/2). Massa aksi menyoroti kebijakan Prabowo yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat, terutama terkait pemangkasan anggaran pendidikan.
Koordinator BEM SI Jatim, Aulia Thaariq Akbar, mengatakan tuntutan utama mereka mencakup penolakan efisiensi anggaran pendidikan dan penolakan multifungsi TNI di lembaga pemerintahan.
Bali
Di Bali, aksi dilakukan oleh Aliansi Bali Tidak Diam dengan mendatangi Kantor DPRD Bali. Mereka membawa lima tuntutan utama, di antaranya pembatalan pemangkasan anggaran pendidikan dan penghentian pembahasan RUU Sisdiknas.
Lampung
Aksi di Lampung berlangsung di Kantor DPRD Lampung. Namun, mahasiswa mengaku kecewa karena hanya ditemui oleh dua anggota dewan. Mereka membawa tiga tuntutan utama, termasuk evaluasi Inpres Nomor 1 Tahun 2025 serta prioritas anggaran untuk pendidikan dan kesehatan.
Samarinda
Di Samarinda, Aliansi Mahasiswa Kaltim Menggugat (AMKT) menggelar aksi di depan Gedung DPRD Kalimantan Timur. Mereka menuntut pencabutan Inpres Nomor 1 Tahun 2025, menolak revisi UU Minerba, dan mengkritik program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dianggap tidak efektif.
Banjarmasin
Mahasiswa di Banjarmasin melakukan aksi protes dengan memasang spanduk di depan Gedung DPRD Kalsel. Mereka menuntut transparansi dalam rekonstruksi ulang anggaran serta perencanaan MBG yang lebih tepat sasaran.
Malang
BEM Malang Raya dijadwalkan menggelar aksi pada Selasa, 18 Februari 2025. Demonstrasi ini menyoroti pemangkasan dana Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah yang mengancam keberlanjutan pendidikan bagi 663.821 mahasiswa.
Semarang
Aliansi Semarang Menggugat akan menggelar aksi pada Selasa (18/2). Presiden Mahasiswa Unnes, Kuat Nursiam, menyatakan aksi ini adalah bentuk kemarahan rakyat terhadap kebijakan efisiensi anggaran yang dinilai merugikan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
BEM SI menegaskan bahwa aksi “Indonesia Gelap” akan terus berlanjut hingga pemerintah memenuhi tuntutan mereka. Mereka juga mengancam akan menggelar aksi lanjutan jika kebijakan pemotongan anggaran tidak segera dievaluasi.