Pertemuan Bersejarah Dua Legenda Olahraga Indonesia Setelah 24 Tahun Terpisah

Opini, SUMATERA UTARA2095 Dilihat

Oleh : Indra Efendi Rangkuti Pengamat olahraga Sumut

Momen penuh haru dan nostalgia terjadi ketika dua legenda besar olahraga Indonesia, Icuk Sugiarto dan Mardi Lestari, akhirnya dipertemukan kembali setelah 24 tahun tidak bersua. Pertemuan ini berlangsung di kediaman Mardi Lestari di Binjai, Sumatera Utara, usai menyaksikan pertandingan gulat di GOR Binjai yang diikuti oleh atlet binaan Icuk Sugiarto dari Kalimantan Selatan, 18/09.

Icuk Sugiarto, mantan juara dunia bulu tangkis, dan Mardi Lestari, sprinter legendaris Indonesia, terakhir kali bertemu pada Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2000 di Jawa Timur. Momen ini menjadi sangat spesial mengingat kedekatan mereka saat sama-sama menjalani Pelatnas di berbagai ajang, seperti SEA Games 1987, Olimpiade Seoul 1988, dan SEA Games 1989.

Pertemuan ini diinisiasi oleh Indra, seorang rekan dekat keduanya, yang mengajak Icuk untuk mengunjungi Mardi setelah menyaksikan pertandingan gulat. Tanpa ragu, Icuk menyambut hangat ajakan tersebut, mengingat betapa ia merindukan sosok Mardi yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Bersama dengan legenda gulat Indonesia, Suryadi Gunawan, mereka bertiga larut dalam pertemuan yang penuh kenangan.

“Alhamdulillah, ini pertemuan yang sudah lama saya nantikan. Saya sangat merindukan Bang Mardi. Kami sangat dekat ketika di Pelatnas dulu, dan melihatnya hari ini dalam keadaan sehat adalah kebahagiaan yang luar biasa,” ujar Icuk Sugiarto penuh haru.

Mardi Lestari yang sempat mengalami sakit beberapa waktu lalu, merasa terharu atas kedatangan Icuk dan Suryadi. “Terima kasih Bang Icuk sudah mau meluangkan waktu datang ke sini. Saya sangat rindu bertemu abang saya ini. Kehadiran Bang Icuk dan Mas Suryadi adalah kebahagiaan yang luar biasa bagi saya,” kata Mardi Lestari dengan suara bergetar.

Dalam suasana penuh keakraban, ketiganya berbagi cerita kenangan masa lalu ketika mereka sama-sama mewakili Indonesia di ajang internasional. Icuk Sugiarto yang mencetak sejarah dengan menjadi juara dunia bulu tangkis pada tahun 1983 di Kopenhagen dan membawa Indonesia meraih Thomas Cup pada 1984, sementara Mardi Lestari mencatatkan namanya sebagai manusia tercepat Asia di PON 1989 dengan catatan waktu 10,20 detik di nomor 100 meter. Mereka berbicara tentang persahabatan yang terus terjaga meski jarak dan waktu memisahkan.

“Saya ingat saat kami di Pelatnas, bagaimana kami saling mendukung dan mendorong satu sama lain. Itu yang membuat persahabatan kami tetap kuat hingga sekarang,” ujar Icuk.

Suryadi Gunawan, yang juga hadir dalam pertemuan itu, menambahkan, “Ini momen yang luar biasa. Saya tidak menyangka bahwa rumah Bang Mardi begitu dekat dengan GOR Binjai. Terima kasih, Bang Indra, yang telah mempertemukan kami kembali.”

Tidak hanya berhenti di cerita nostalgia, Icuk Sugiarto juga menyampaikan pesan mendalam kepada Mardi Lestari agar terus bersyukur atas kesehatan yang diberikan oleh Tuhan. “Jangan lupa bersyukur, Mas Mardi, karena kita sudah diberi kesembuhan oleh Allah SWT. Tetap semangat dan terus berkarya, walaupun mungkin ada yang melupakan kita,” pesan Icuk kepada sahabat lamanya.

Pertemuan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh penting lainnya, seperti pelatih Mardi, Bang Nurli, staf Pemko Binjai Hendrik Tambunan, dan wartawan senior Riswan. Hendrik, yang merupakan penggemar Icuk sejak kecil, mengungkapkan rasa bangganya dapat menyaksikan pertemuan dua legenda olahraga tersebut di Binjai.

“Ini adalah momen besar bagi kami di Binjai. Terima kasih kepada Bang Indra yang telah mempertemukan tiga legenda besar olahraga Indonesia di sini,” ujar Hendrik penuh antusias.

Saat pertemuan akan berakhir, Icuk kembali memberikan semangat kepada Mardi. “Kita ini juara, Bang Mardi, jadi kita tidak boleh menyerah dengan keadaan apapun. Semoga kita bisa bertemu lagi di lain kesempatan,” kata Icuk, disambut anggukan penuh haru dari Mardi.

Pertemuan bersejarah ini adalah bukti nyata bahwa persahabatan dan solidaritas di antara para atlet nasional tetap abadi meskipun waktu terus berjalan. Dengan penuh rasa syukur, Icuk, Mardi, dan Suryadi berpisah dengan harapan pertemuan mereka akan terulang di masa depan.

SINKAP.info | Rls