Sulit Belajar Mengaji Menjadi Tantangan Dakwah STID M Natsir di Desa Kepau

MERANTI, SINKAP.info – Kafilah khusus Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) M Natsir yang diutus ke pedalaman kabupaten Kepulauan Meranti melakukan silaturahmi bersama warga setempat.

Program dakwah ke lokasi pedalaman merupakan program khusus bagi para Mahasiswa lulusan STID M Natsir.

Ustadz Hartono Mukti salah satu kafilah dakwah mengawali agenda nya dengan bersilaturahmi dan berbincang kepada salah seorang warga di desa Kepau dusun II tepatnya di Masjid Al Jihad membahas tentang kegiatan agama di desa setempat.

Ustadz hartono menyampaikan bahwa kegiatan agama di desa Kepau baru dipengaruhi kristenisasi dengan berdirinya 5 Gereja dan 1 Vihara.

MENARIK DIBACA:  Pemkab Meranti Gelar Apel Kesiapsiagaan Darurat Banjir

“Desa yang minoritas muslim menjadi tantangan akidah bagi masyarakat setempat, disini kafilah dakwah bersinergi untuk bisa menahan goncangan kristenisasi,” kata hartono kepada media ini, Ahad (03/04).

Langkah awal yang dilakukan kafilah dakwah adalah mencari informasi keadaan masyarakat setempat mengenai keseharian pekerjaan dan sikap kekeluargaan masyarakat setempat.

“Informasi yang kami dapatkan dari salah seorang jamaah di masjid Al Jihad, kepala desa Kepau baru merupakan pemeluk agama kristen sehingga pergerakan dan kegiatan masyarakat muslim tidak mendapatkan dukungan dari pemerintah Desa,” ungkap Hartono.

Kondisi tersebut, sambung Hartono, membuat kafilah dakwah merasa perihatin dengan kondisi masyarakat setempat.

MENARIK DIBACA:  Pelantikan Dekranasda Meranti, Wabup Harap Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Perhatian khusus menurut Hartono seperti masih minimnya guru ngaji. Ini menjadi problem besar karena anak-anak di daerah setempat hanya mengaji apabila ada utusan guru ngaji dari kota. Selain itu guru ngaji diutus bersifat tidak menetap melainkan hanya beberapa bulan untuk membina mereka.

“Ya kita melihat langsung kondisi masyarakat pedalaman disini, untuk mengaji saja terbatas oleh pengajar. Tidak ada guru ngaji menetap padahal fasih belajar mengaji memerlukan waktu belajar yang panjang dan sebaiknya tiap hari,” beber Hartono.

SINKAP.info | Editor: Sy Fitria