Dr.Elviriadi: Gubri Harus Tutup Peluang Kadis LHK dari Birokrat Berjejak Hitam

RIAU203 Dilihat

PEKANBARU, Sinkap.infoPerdebatan mengenai siapa calon Kadis Lingkungan dan Kehutanan Provinsi Riau bergulir ke ranah publik. Terjadi perdebatan soal figur yang cocok dengan kondisi Riau yang memang sedang krisis lingkungan dan kegundulan hutan.

Kepala Departemen Perubahan Iklim Majelis Nasional KAHMI itu menilai nasib masyarakat Riau yang menderita bencana ekologis bergantung pada Kepala Dinas LHK terpilih.

Menyikapi polemik itu, Pakar Lingkungan Dr. Elviriadi dihubungi kru Sinkap.info melalui aplikasi whatapps angkat bicara memberikan tanggapan.

“Ya, saya fikir Gubernur Riau harus ekstra hati hati. Sebab kondisi lingkungan hidup dan kehutanan di Propinsi Riau ini dah parah. Riau ini dah negeri tak bertuan secara kedaulatan ekologis,” kata Elv mengawali, Sabtu (30/5).

Pria asli Kabupaten Kepulauan Meranti itu mengingatkan Gubernur Syamsuar tentang banyaknya konflik lingkungan dan kerusakan gambut akibat perizinan yang gila gilaan.

“Orang kampung saye di Pulau Padang dan Pulau Rangsang itu masih belum kering lukanya, konflik tak tuntas dengan perusahaan. Belum lagi soal limbah B3, sedimentasi DAS, dan sawit illegal jutaan hektar. Itu semua memerlukan nyali leadership besar, ” beber mantan aktivis mahasiswa itu.

“Iti artinya, Pak Syamsuar harus selektif betul. Perhatikanlah track of record, respon publik dan kalau dapat putra daerah Riau. Jangan sampai ter’pegang’ pada birokrat hitam pulak,” sindirnya.

Ketua Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah itu menilai keilmuan dan nyali- idealisme besar syarat mutlak Calon Kadis LHK Riau.

“Pemahaman tentang konservasi gambut, pendalaman Karhutla, dan penilaian jujur terhadap pemegang usaha disektor sumberdaya alam itu harus ada nyali, ilmu dan iman yang teguh,” harap Elv.

Inikan yang ada di Riau, sambung Elv, ada restorasi gambut tetapi secebis secebis, menyelit nyelit disisa lahan gambut Riau yang 73% sudah di alih fungsikan dari 4,2 juta hektar. Jelas ini, program pemulihan lingkungan tanpa paradigma ilmu pengetahuan.

Heran betul saye, cetusnya, kok bekerja tanpa alur ilmu, canal blocking tanpa kajian hidrologi-termodinamika lahan basah gimana itu? Wajarlah negeri kami Riau tumpou lebou, banyak yang tiarap dan memilih jadi konspirator kemakmuran sehingga negeri kami tak bermarwah,” pungkas peneliti gambut yang istiqamah gundul demi nasib hutan.*

SINKAP.info | Editor: Mkh

Komentar