MERANTI, Sinkap.info — Sekretaris Daerah Kepulauan Meranti H. Yulian Norwis SE MM, mengajak RT/RW serta tokoh masyarakat untuk berperan aktif mendukung Pemerintan Daerah mengatasi Stunting (kekurangan gizi) pada Balita di Kepulauan Meranti, menurutnya tanpa peran serta dan dukungan masyarakat penuntasan masalah Stunting oleh Pemda yang menjadi isu Nasional saat ini tidak akan optimal.
“Saya harap RT/RW dan tokoh masyarakat serta ulama dapat mendukung upaya Pemda mengentaskan Stunting di Kepulauan Meranti. Dengan cara menyampaikan lewat pertemuan dan dakwah agama bagaimana cara menghidari Stuting bagi Ibu Hamil dan Balita 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),” ujarnya saat membuka kegiatan Stop Stunting yang dilaksanakan oleh UPT Puskemas Selatpanjang, bertempat di Ballroom Hotel Grand Meranti, Selasa (10/12/2019).
Dijelaskan Sekda, Pemerintan Kepulauan Meranti sesuai Intruksi yang disampaikan oleh Pemerintah Pusat berkomitken dalam penuntasan masalah Stunting. Apalagi Meranti telah ditunjuk sebagai salah satu Locus (Lokasi) penuntasan masalah Stunting di Provinsi Riau, ditunjuknya Meranti sebagai Locus penuntasan Stunting karena Kabupaten termuda di Riau ini berada pada kawasan perbatasan dan strategis Nasional.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Meranti sebanyak 1170 Balita di Meranti menderita Stunting atau 12 persen dari total Balita Se-Kabupaten Meranti. Meski secara angka tergolong cukup besar namun diakui Kepala Dinas Kesehatan Meranti dr. Roswita jumlah Balita penderita Stunting di Meranti masih dibawah rata-rata Nasional yang mencapai 30.8 persen.
Saat ini Pemkab. Meranti dikatakan Sekda, telah membentuk Tim Satgas Penuntasan Stunting berkoordinasi dengan OPD/Dinas terkait, pihak Desa, Kecamatan serta Kader Posyandu untuk melakukan pendataan dan penanganan cepat.
Adapun strategi penanganan akan difokuskan pada Desa-Desa yang memiliki angka Stunting diatas 20 persen.
“Karena kita sudah ditetapkan sebagai Locus penuntasan Stunting di Provinsi Riau, saya harap Kader Posyandu, tokoh agama di Majelis Taklim dapat mensosialisasikan kepada para ibu hamil dan memiliki Balita di 1000 HPK apa itu Stunting dan bagaimana menanganinya sehingga tidak ada lagi Balita di Meranti yang menderita Stunting,” jelasnya lagi.
Dan kepada para ibu hamil dan memiliki Balita diusia 1000 HPK, dihimbau untuk memeriksakan kehamilan dan membawa balitanya secara rutin ke Posyandu dan Puskemas sehingga perkembangan Janin dan Balita dapat dipantau. Andai kata terindikasi Stunting dapat segera dilakukan penanganan.
“Kami berharap kepada Para ibu dapat memeriksakan perkembangan Janin dan balitanya, sehingga memudahkan pihak kesehatan untuk melakukan Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif dalam upaya mengantisipasi masalah Stunting,” papar Sekda.
Intervensi Spesifik adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi masalah gizi secara langsung. Sementara Intervensi Sensitif berkaitan dengan air bersih dan sanitasi untuk menghidari Ibu Hamil dan Balita dari Kuman Penyakit yang menjadi salah satu faktor penyebab Stunting.
Terakhir kepada Camat, Kades dan Lurah Sekda Meranti meminta untuk turun langsung kelapangan memantau kondisi kesehatan masyarakat khususnya Ibu Hamil dan Balita bersama-sama dengan Kader Posyandu.
“Tujuannya agar Stunting dapat diantisipasi dan diatasi,” pungkas Sekda.
Sekedar informasi turut hadir dalam kegiatab Stop Stunting yang ditaja Puskesmas Selatpanjang Kepala Puskesmas Selatpanjang dr. Joko Santoro, Danramil Selatpanjang Mayor Inf. Irwan, Perwakilan Dinas Kesehatan, Para Dokter, Para Kades dan Lurah, Kader Posyandu, Ibu Hamil dan pemilik Balita dan lainnya. (Rls/humaspro)
Komentar