PARENTING, Sinkap.info – Seorang dokter bergelar professor yang bernama Prof. Dr. Muhaya Mohamad membagikan tips tata cara mendidik anak dengan cinta dan kasih sayang. Tips yang dibagikan oleh wanita pertama Malaysia yang mendapat anugerah sebagai ahli Fellow Royal College of Surgeons (FRCS) di Edinburgh tersebut telah sukses ia terapkan dalam kehidupannya. Wanita yang berprofesi sebagai Profesor Oftalmologi di AUCMS serta kolumnis sejumlah majalah keluarga tersebut memadukan tips mendidik anak secara Islami dan memadukannya dengan ilmu psikologi anak. Berikut 10 Tips Mendidik Anak yang dijelaskan oleh Prof.Dr. Muhaya
1- Jika Orang tua seketika teringat pada anak, sebaiknya kirimkan bacaan Al Fatihah. Pada saat membaca ayat “Iyyakana’budu waiyyakanasta’in” (“Hanya kepada Mu kami menyembah dan hanya kepadaMU kami memohon pertolongan.”), mintalah dan bermohonlah kepada Allah Swt keinginan dan harapan yang terbaik buat Anak karena saat itu ada hubungan yang kuat antara orang tua dengan anak yang kita ingat saat itu, habiskan bacaan surah Al Fatihah doakan semoga anak kita diberi kepahaman yang sebenarnya dalam urusan agamanya, memiliki ilmu yang bermanfaat dan serahkan urusan anak kepada Allah untuk menjaganya.
2- Pandanglah wajah anak saat dia tidur, ucapkan….”Ibu mau (nama anak) jadi anak yang sholeh, sayang…” Coba diamalkan (seperti kata Ustadz, kata-kata ini bermakna kita bercakap dengan rohnya) dan ucapan ini adalah DOA, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
3- Bangun shalat malam, shalat lah disisi anak yang tertidur. Maksudnya kita shalat dalam kamar anak yang sedang tidur dan dekat dengan posisi tidur ananda. Jika Kita sering melakukannya dan kita juga selalu beritahu dia bahwa kita sering doakan dia, dia akan merasakan satu ikatan kasih sayang yang hakiki dan rasa sangat sayang pada anak dan berdoa disaat shalat malam agar Allah jadikan anak yang sholeh.
4- Minta dikasihani. Ucapkan setiap saat bahwa kita ini sedang menunggu panggilan Allah. Jika dia tidak jadi anak sholeh bermakna dia tidak sayang kepada orang tuanya dan tentunya kita akan disia-siakan di Alam Barzah nanti.
5- Peluklah anak selalu walaupun anak sudah tumbuh kembang menjadi remaja atau dewasa, sebagaimana rasa kasih sayang orang tua tetap terjalin saat mengasuh dan membesarkannya sejak dari lahir menjadi balita dan anak-anak. Aura kasih saying seperti dicium, dipeluk dan belaian Ibu sambil dibisikkan padanya bahwa kita bangga mempunyai anak sepertinya.
6- Maafkan anak kita setiap waktu walaupun perbuatannya amat melukai hati kita. Muhasabah diri, mungkin kesalahan yang anak kita lakukan itu adalah karena dosa-dosa kita di masa lalu.
7- Paling penting bagi Orang tua supaya menjaga tutur setiap kata yang kita ucapkan, jangan sekali-kali mengucapkan perkataan yang kasar dan bisa melukai hatinya. Jika ini terjadi juga karena kita khilaf, bersegeralah cari waktu yang tepat dan sesuai untuk kita minta maaf padanya. Mengakulah padanya itu kelemahan kita, kita marah karena dia berbuat salah, bukan bermaksud membenci.
8- Amalkan membaca ayat 40 Surah Ibrahim supaya kita, anak kita dan keturunan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang tetap mendirikan sholat.
“(Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat,
Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku)”
9- Selalu ingatkan anak bahwa pangkat, gelar, harta yang berlimpah dan faham tentang ilmu agama sekalipun namun jika tidak disertai dengan akhlak yang mulia, semuanya itu hanya membuat kegelisahan dan ketidaknyamanan. Maka Allah tidak akan melihat semua itu melainkan hanya amal dan akhlak berbuat baik.
10- Saat mencuci beras niatkan. “Ya Allah…lembutkanlah hati anak-anakku, {sebut nama anak kita…} untuk paham agamanya. (kenapa kita mau dia paham agama, karena anak yang tak paham agama akan bawa orangtuanya juga ke neraka)…. seperti engkau lembutkan beras ini menjadi nasi “. Cuci beras lawan arah jam (putar kekiri seperti orang thawaf ) sambil sholawat kepada Nabi Muhamad saw. Hati jangan lalai saat melakukannya, dan ingat kepada Allah selalu, aamiin 3x YRA.
Referensi Prof. Dr. Muhaya
Komentar