JATIM, Sinkap.info – Sampai di bawah tol Dupak, Tanjung Perak, Surabaya, mobil corak putih yang ditumpangi kru Pesantren Mahasiswa (PESMA) Dai, harus diparkir di samping tol.
Kondisi medan tidak memungkinkan dilanjutkan dengan si roda empat. Tim harus menyeberangi sungai bawah tol, dengan menaiki perahu (getek) penyeberangan, untuk menuju titik acara, Mushalla al-Amin, Kampung 1001 malam, yang jarangnya berkisar 2 KM dari tempat parkir mobil.
Tak ayal, barang-barang sumbangan, berupa al-Qur’an, iqro’, air minum, dan snack untuk acara harus digotong.
“Ayo dibagi-bagi al-Qur’annya, biar tidak terlalu berat,” ujar Alim Puspianto ketua rombongan, Selasa (30/3).
Masing-masing personil yang berjumlah tujuh orang pun, membawa satu kardus. Kecuali bagian kamera. Nampak beberapa personel ngos-ngosan.
“Berhenti dulu. Ambil nafas. Keringat bercucuran ini,” pinta seorang personil yang langsung diamini oleh ketua rombongan.
Bukan hanya jarak yang menjadi ujian, akses jalan pun cukup menantang. Selain harus menyeberang sungai dengan getek itu tadi, tim juga harus menunduk-nundukkan kepala, ketika melewati lorong bawah tol. Terutama yang berbadan tinggi.
Pemandangan warga yang menjadikan lorong sempit sebagai tempat tinggal, menjadi potret yang mengharukan tersendiri.
Betapa tidak. Nampak beberapa tempat tidur, lemari pakaian yang sudah berwarna kusam serta reyot, dan layar kaca (TV) warga tergeletak tanpa ada skat dinding.
Bagi al-Qur’an
Kunjungan tim Pesma Dai Jawa Timur ke kampung 1001 Malam itu, untuk membagikan al-Qur’an dan Iqro di Mushalla al-Amin. Ini adalah satu-satunya tempat ibadah masyarakat.
Kegiatan TPQ aktif. Puluhan anak-anak belajar di sana. Sayangnya, semangat anak-anak itu kurang ditopang oleh keberadaan al-Qur’an ataupun Iqro’ yang mendukung.
Selain kualitas yang sudah lusuh dan robek bagian sampul dan sebagian kertas dalamnya, juga stok yang ada masih terbatas.
Ustadz Syamsul, pengajar di TPQ itu mengungkapkan. Selama ini, bila anak-anak kekurangan al-Qur’an, maka terpak bergantian mengajinya.
Karena itu, ujar ustadz asal Madura ini, ia sangat bersyukur dan berterima kasih dengan bantuan yang diberikan oleh Pesma Dai Jawa Timur.
“Bantuan ini benar-benar sangat bermanfaat. Terima kasih banyak, semoga Allah membalas segala kebaikan,” ujarnya dalam sambutan.
Selain itu, ustadz murah senyum ini pun berharap, kedepannya bantuan yang diberikan jangkauannya lebih luas. Bisa berupa bantuan sosial atau pendidikan. Mengingat warga dan anak-anak sangat membutuhkan.
Sementara itu, Alim Puspianto, ketua Pesma Dai Jawa Timur, mengungkapkan, bahwa bantuan yang diberikan saat ini, merupakan titik awal upaya pembinaan di Kampung 1001 Malam oleh Pesma Dai Jatim.
Ia pun meminta doa kepada hadirin, semoga kedepannya bisa lebih mengambil peran lagi dalam memberikan pembinaan warga-warga pinggiran, khususnya di Kampung 1001 Malam.
“Mohon doanyanya, semoga Allah permudah dan dicatat sebagai amal ibadah di sisi-Nya,” doa Alim, sapaan akrabnya.