Social Distancing Akibat Covid-19 Bisa Timbulkan Anxiety Disorder

Opini141 Dilihat

OPINI, Sinkap.infoHari ini masyarakat dihebohkan dengan issu pandemic virus corona yang biasa disebut COVID-19. Berbagai keluhan dan polemik muncul dan menyeruak. Sejauh ini sisi yang ditinjau adalah aspek penanganan medis dan penanggulangan wabah agar tidak berjangkit.

Secara aspek psikologi konseling individu dan masyarakat, Apa sajakah yang terganggu dari segi psikologi individu dan masyarakat? Memantau fenomena sosial yang wujud ditengah-tengah masyarakat hari ini, momen penerapan Social Distancing ditambah lagi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara psikologis bisa menyebabkan sisi-sisi kepribadian individu terganggu atau tereduksi. Kenapa? Karena mereka merasa terkekang kebebasan individu dalam beraktivitas, bekerja, belajar dan bersosialisasi.

Kita ketahui, semua ini merupakan kebutuhan individu manusia yang paling mendasar. Namun akibat Social Distancing ini sungguh amat merisaukan. Mereka selalu dihantui berbagai kekhawatiran dan kebimbangan, seperti rasa takut bersentuhan dengan orang lain, takut pada benda-benda yang dipegang dan diantar orang lain, bahkan takut pada uang yang dipegang oleh orang lain dan sebagainya.

Akhirnya ia mengalami apa yang disebut dalam ilmu konseling sebagai “Anxiety disorder“. Apa itu anxiety disorder? Prof. Sarlito Wirawan mengatakan bahwa anxiety disorder adalah merupakan gangguan kecemasan yang tidak jelas objek penyebabnya. Anxiety dalam hal ini merupakan jenis gangguan mental tertentu yang mungkin disebabkan oleh faktor genetik, gangguan medis, obat-obat tertentu seperti narkotika, maupun disebabkan oleh faktor traumatic, stress dan depressi.

Jenis gangguan mental anxiety disorder yang kita bicarakan ini mungkin bisa digolongkan pada jenis yang terakhir, inilah yang sedang marak terjadi ditengah-tengah masyarakat. Anxiety disorder dalam konteks pandemi covid-19 yang dipicu oleh efek PSBB ditambah pula tekanan psikologis (mereka merasa terkung-kung di rumah), tekanan ekonomi (hilangnya pendapatan tak bisa bekerja seperti biasa atau karena sudah di PHK), tekanan sosial (terjadinya kesenjangan hubungan antar sesama anggota masyarakat yang memicu ketidakkohesifan di tengah komunitas society), sebagaimana kita saksikan berita-berita di medsos hari ini banyak orang nekat bunuh diri.

Ini adalah merupakan gejala anxiety disorder, yakni kecemasan berlebihan yang menyebabkan hilangnya keseimbangan akal dan kontrol diri alias depressi tingkat tinggi sehingga mereka nekat bunuh diri. Diprediksi andai perberlakuan PSBB ini akan larut berkepanjangan dalam masa yang lama, maka hal ini akan memicu maraknya gangguan mental anxiety disorder ini ditengah-tengah masyarakat.

Kita berharap semoga tidak berpanjangan, maka andaikan itu terpaksa karena ketidakpasti pastian kapan pandemic ini berakhir, maka diharapkan kepada pemerintah pemegang amanah otoritas pengendali kebijakan dampak sosial psikologis covid-19 ini supaya segera melibatkan tenaga-tenaga profesional psikolog, konselor dan juga sarjana kesehatan masyarakat untuk terlibat dalam tim-tim devisi pengendalian dampak covid-19 agar mereka diberdayakan.*

Penulis: M Sangap Siregar 
Dosen STIKes Hang Tuah Pekanbaru

 

Komentar