PEKANBARU, Sinkap.info – Pemerintah Provinsi Riau dan Pemko Pekanbaru berencana menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) beberapa hari ke depan. Menyikapi itu tokoh masyarakat Riau Dr Elviriadi merasa terpanggil untuk memberikan tanggapan.
Ya, saya sudah baca hasil rapat Gubernur, Walikota, Kapolda dan Forkompinda yang tersebar di Medsos,” tulis Elviriadi saat dihubungi melalui Whatsapp Massenger pribadi, Ahad (12/4).
Dosen UIN Suska Riau itu menjelaskan, dalam memutus mata rantai Covid-19 langkah PSBB harus diikuti sikap empati pada rakyat.
“Saya kira menghilangkan virus itu penting, Covid-19 harus diputus mata rantainya, tetapi harus tunjukkan keteladanan dan simpati pada rakyat,” tutur mantan aktivis mahasiswa itu.
Anak jati Kabupaten Kepulauan Meranti yang sering menjadi saksi ahli dipersidangan itu menguraikan, jika ingin tahan rakyat di rumah, maka tahanlah nafsu untuk menjalankan proyek milyaran di Tahun Anggaran.
“Jika ingin tahan rakyat di rumah, maka tahanlah proyek proyek milyaran yang diduga punya konsekuensi ekonomi politik ke “oknum” pejabat Riau itu. Alihkan ke bantuan masyarakat terdampak Covid-19 Berape lah bantuan Rp.300.000 per bulan tu, Wak! Celah giginye,” sindir pengurus aktif LAMR itu.
Pendiri Gerakan Masa Depan Indonesia (GMDI) itu mengingatkan supaya pemimpin harus prihatin pada situasi rakyat ditengah musibah.
“Lah iyalah, pemimpin harus tampilkan keteladanan, jangan dia tetap gaji besar puluhan juta, proyek jalan terus, fasilitas kesehatan dan obat lengkap, rakyat dikasi sedikit duit, kalau melanggar di penjara, tak etis pemimpin begitu,” beber aktivis ICMI panjang lebar.
Elviriadi meminta rakyat memperkuat kesabarannya jika PSBB diterapkan pemerintah demi keselamatan diri dan keluarga. “Sabo ajelah, stay at home, kalau tambah susah hidup kite, pemimpin tetap hidup mewah, kite tuntut di pengadilan yaumil makhsyar nanti. Tunggu lah mike,” pungkas cendikiawan yang selalu gundul demi nasib hutan itu.
Sinkap.info | Editor : MKh
Komentar