Antisipasi Karhutla Berulang, Pemprov Riau dan RAPP Sinergikan Program Pencegahan

RIAU325 Dilihat

PEKANBARU, Sinkap.infoRiau memiliki lahan yang 57% diantaranya adalah gambut, hal ini membuat potensi kebakaran di Riau menjadi tinggi. Tahun 2019 merupakan situasi yang luarbiasa karena Karhutla. Di Riau sudah terjadi 1997 kali karhutla, dengan kerugian jadwal pesawat yang ditunda, pendidikan terkendala dan lain lain.

Hal tersebut dikatakan Wakil Gubernur Riau, Edi Natar Nasution pada saat menghadiri acara launching Pelatihan Penanganan Karhutla oleh kampus Unilak Riau di jalan Yos Sudarso, Umban Sari, Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru, Selasa (25/02) pagi.

“Kedepan kita harus mengantisipasi agar karhutla tidak berulang ulang terjadi. Pemprov Riau sudah berkoordinasi dengan Satgas terkait, termasuk Polda Riau yang telah mempunyai gagasan baru. Dengan Dashboard Lancang Kuning kita bisa memprediksi titik api yang timbul.” kata Edi Natar.

Status Riau adalah siaga darurat yang dicanangkan 14 februari – 31 Oktober 2020, status darurat di kota Bengkalis, Dumai dan Siak. Karhutla tidak mengenal batasan, dan penyelesaian bencana asap tidak bisa diselesaikan hanya satu pihak. Kita tidak hanya berupaya, yang kita lakukan sekarang sudah menjadi langkah besar untuk menanggulangi karhutla.

“Titik api di Riau lebih rendah. Yang tinggi itu titik api dari Sumsel dan Jambi. Tapi pergerakan angin dari Selatan sampai Ke Jambi, begitu sampai ke Riau, angin itu membelok, diam di Riau. Akibatnya titik api kita sedikit tapi asap di Riau lebih banyak. Ini tidak mudah kita beri pemahaman, namun itu faktanya” ujar Edi.

Sementara, General Manager SHR PT RAPP Wan Jakh mengatakan selain menjalin kerjasama dengan pihak kampus. RAPP juga telah menginvestasikan 10 juta USD untuk penanganan Karhutla, itu adalah bentuk partisipasi dan diprioritaskan untuk pencegahan. Salah satu program RAPP adalah program desa api, yang melakukan analisa dengan resiko api di desa desa

Program pertama RAPP adalah Reward, Jika desa dalam musim panas tempo 3 bulan, tidak ada api akan di reward 100 juta. Dan apabila tetap ada kebakaran tapi tidak sampai 2 hektar diberi reward 50 juta. Program kedua RAPP adalah data yang rawan kebakaran, akan di data masyarakat yang bekerja. Program ketiga, menghimbau mereka untuk membuka lahan tanpa membakar, kami membantu buka lahan tanpa cara membakar.

Program keempat adalah peduli terhadap masyarakat, dengan turun langsung untuk menghimbau bahaya karhutla. “Kami lihat tiap desa mempunyai antusias tentang pencegahan api. Kami sekarang menjdi pioneer, aliansi desa bebas api, kami berkomitmen tidak ada api radius 30 km” ujar GM PT RAPP tersebut.(*)

Sinkap.info | Rls - Editor: Mkh

Komentar