PEKANBARU, Sinkap.info – Polemik orang orang Riau mau mengelola Blok Rokan setelah Kontrak Chevron berakhir menarik perhatian publik. Tepat Selasa 9 Februari lalu Panja DPR RI mengundang sejumlah tokoh Riau.
Menyikapi itu, tokoh masyarakat Riau, Dr. Elviriadi melalui aplikasi whatsapps angkat bicara ketika dihubungi media ini, Sabtu (13/2).
“Ya, saya termasuk yang diundang. Terdaftar dalam peserta Rapat Dengar Pendapat. Hanya tak sempat hadir karena kondisi kesehatan,” bebernya mengawali.
Akademisi yang dikenal vokal itu memandang persiapan Provinsi Riau belum memadai.
“Konsolidasi sosial belum dilakukan. Kepala daerah penghasil dan dua daerah penyangga belum melakukan agregasi politik yang diperlukan. Tapi ambisi praktis sudah mulai terlihat, ini macam cerite ‘aki’ saye dulu, “pungguk merindukan bulan hal yang lumrah,” katanya
Kepala Departemen Perubahan Iklim Majelis Nasional KAHMI itu menilai saat ini mendesak dilakukan langkah langkah rasional.
“Gubernur atau Wagub Edy Natar perlu melakukan langkah rasional yang terukur. PI 10% itu aja kita belum siapkan suprastrukturnya, dana talangannya, dan BUMD yang bonafit. Tender Pertamina itu profesional dan terbuka. Mafia “bergizi” juga berseliweran. BUMD kita aja babak belur dan dikejar aparat hukum, mana strategi Bisnis To Bisnis nya?,” sindir Elv.
Pengurus ICMI itu menilai, Komisi VII itu memang wellcome jika ada elemen masyarakat Riau ingin kelola Blok Rokan.
“Tentu Komisi VII tidak masalah, tapi apa itu artinya final? Meritokrasi bisnis perminyakan tentu tidak demikian, ada syarat sesuai perundangan dan capacity building bisniss yang meyakinkan. Saya kira itu yang belum terlihat dipersiapkan pemprov atau tokoh tokoh Riau,” kata putra kelahiran Meranti itu.
Ketua Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah itu pun berencana akan menghubungi Pertamina dan koleganya di DPR RI.
Melihat gelagat yang ada, sambung Elv, saye harus secepatnya mengubungi teman teman di Pertamina, dan Komisi VII. Walau lemah persiapan dibawah, loby dan interpersonal relationship harus dimainkan. Kawal diatas, bangun gerakan baru di bawah bersama KNPI Riau.
“Jangan nanti ketawa orang pusat tu, nampak awak tak corperate culture Migas, aktor dan kompetitor kontrak karya di Jakarta tu. Jadi pungguk teros lah, meleleh air liur,” sindir pria gempal yang sering menjadi saksi ahli tersebut.