PEKANBARU, Sinkap.info – Beberapa Badan dan Komisioner akan dibubarkan agar efisien dan efektif dalam struktur organisasi negara. Termasuk dalam rencana Presiden Jokowi melalui Moeldoko adalah Badan Restorasi Gambut (BRG). Menyikapi itu, Sinkap.info segera menghubungi Pakar Lingkungan Dr.Elviriadi melalui aplikasi whataps Kamis, (16/7) malam.
“Ya, saya dengar BRG (Badan Restorasi Gambut) mau dilebur Saya kira sudah tepat, kan BRG terkendala dalam wewenang struktural dan politik,” beber nya mengawali.
Kepala Departemen Perubahan Iklim Majelis Nasional KAHMI itu menilai kendala struktural menjadikan BRG bergerak dalam paradigma parsial.
“Mohon maaf sepuluh jari, publik dan pejabat menyangka isu lingkungan ini problem kultural, soal soal edukasi masyarakat gambut dan krisis tutupan lahan yang harus diisi pohon pohon. Ini kan hegemoni wacana yang menyesatkan,” sindir mantan aktivis mahasiswa itu.
Karena itu, tambah Ketua Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah itu, BRG tergiring dengan tugas tugas parsial non paradigmatis.
“Kami masyarakat Riau yang ‘tersalai’ tiap tahun, dulunya mengira BRG itu lembaga yang powerfull, berani bikin rekomendasi strategis. Eeeh, rupanya bikin program kultural disela sela gambut pedesaan, menjauh dari substansi permasalahan,” tegas Elv.
Akademisi gempal yang sering jadi saksi ahli itu menyatakan kendala politik membuat BRG bisa dilebur ke BNPB atau Kementerian LHK.
“Ya, lebur ke BNPB atau KLHK akan lebih efisien. Bidang Restorasi Gambut sudah ada di KLHK, stafnya puluhan. Ada juga di Dinas LHK Propinsi, ada lembaga teknis yang berjenjang sampai tingkat tapak. Ada program ICCTF, NGO konservasi dan bejibun funding internasional. Jadi tidak tumpang tindih dan rancu,” katanya.
Elviriadi menyayangkan pemahaman publik masih tersihir hegemoni wacana kaum tirani ekologis dalam melihat Karhutla dan restorasi gambut. “Ya, selalu publik dan pejabat tidak melihat penghancuran hutan dan lingkungan sebagai sumber kerusakan gambut bin Karhutla. Mengelak dari fakta, bahwa ketimpangan struktur penguasaan lahan permainan elit kapitalis konspiratiflah yang bikin BRG jadi tak relevan. Ajap lah kalau berfikir dangkal,” pungkas Peneliti Gambut yang istiqamah gundul demi nasib hutan.**
SINKAP.info | Editor: Mkh
Komentar