Revolusi Dunia Permata GIA Pisahkan Standar Berlian Alami dan Buatan

GLOBAL249 Dilihat

HONG KONG, SINKAP.info Institut Gemologi Amerika (Gemological Institute of America/GIA), otoritas global dalam ilmu permata, mengumumkan perubahan besar dalam sistem penilaian berlian. Mulai akhir 2025, GIA tidak lagi menerapkan sistem penilaian 4Cs (Cut, Colour, Clarity, Carat) untuk berlian buatan laboratorium (lab-grown diamonds). Sebagai gantinya, berlian laboratorium akan diberi label deskriptif baru: “premium”, “standard”, atau tanpa penilaian jika kualitasnya di bawah standar.

Langkah ini menandai pergeseran penting dalam industri berlian global, dengan tujuan memperjelas perbedaan antara berlian alami dan berlian laboratorium dari sisi nilai, karakteristik, dan proses pembentukannya.

Pemisahan Sistem Penilaian Berlian Alami dan Laboratorium

Menurut Tom Moses, Wakil Presiden Eksekutif dan Kepala Laboratorium serta Riset GIA, lebih dari 95% berlian laboratorium yang beredar di pasar memiliki rentang warna dan kejernihan yang sangat sempit.

“Karena itu, tidak lagi relevan menggunakan terminologi 4Cs yang dirancang untuk menggambarkan keragaman berlian alami,” ujarnya.

Perubahan ini bukan hanya penyesuaian istilah, melainkan langkah sistematis untuk menciptakan sistem penilaian yang terpisah antara berlian alami dan laboratorium. GIA, sebagai organisasi nirlaba, menekankan bahwa keduanya memiliki perbedaan mendasar dari segi proses pembentukan, karakteristik fisik, hingga nilai pasar.

Menegaskan Keunikan dan Nilai Berlian Alami

Sistem 4Cs diciptakan oleh GIA untuk membantu konsumen memahami kualitas berlian alami. Dengan beralihnya sistem grading untuk berlian laboratorium, GIA sekaligus menegaskan kembali nilai eksklusif berlian alami yang terbentuk selama miliaran tahun di dalam bumi, tidak dapat diperbarui, dan memiliki keunikan pada pola pertumbuhan, inklusi, serta warnanya.

Berlian alami juga dipandang memiliki nilai emosional dan simbolik tinggi, seperti cinta, komitmen, dan keabadian, serta memberi dampak sosial dan ekonomi positif melalui praktik penambangan yang bertanggung jawab.

Sebaliknya, berlian laboratorium dibuat melalui proses buatan seperti High Pressure High Temperature (HPHT) dan Chemical Vapor Deposition (CVD). Meskipun tampak serupa secara visual, proses manufaktur massal membatasi kemampuannya untuk mewakili nilai-nilai warisan dan kelangkaan seperti yang dimiliki berlian alami.

Melindungi Konsumen dan Menjaga Transparansi Pasar

GIA juga mengkritik penggunaan istilah pemasaran yang menyesatkan oleh sebagian penjual berlian laboratorium, seperti “sustainability” dan “equivalency”. Istilah tersebut, menurut GIA, dapat membingungkan konsumen terkait perbedaan esensial antara berlian alami dan laboratorium.

Dengan reformasi sistem grading ini, GIA menegaskan kembali komitmennya terhadap transparansi publik dan integritas ilmiah. Konsumen diharapkan dapat membuat keputusan pembelian yang lebih cerdas dan tepat, berdasarkan informasi yang jelas.

Dampak Global bagi Industri Perhiasan

Reformasi sistem penilaian ini diperkirakan akan membawa dampak luas bagi industri perhiasan global. GIA berharap langkah ini akan diikuti oleh lembaga gemologi lainnya, guna menciptakan batas yang lebih tegas antara berlian alami dan buatan.

Perubahan ini tidak hanya menata ulang persepsi pasar, tetapi juga menetapkan standar baru bagi masa depan industri berlian.