GP Ansor Riau Gelar Halaqah Kebudayaan Melayu

Pekanbaru156 Dilihat

PEKANBARU, SINKAP.info – Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (PWGP) Ansor Riau menggelar Halaqah Kebudayaan di Rumah Toleransi Jalan KH Ahmad Dahlan, Sukajadi Pekanbaru pada, Senin (1/4) petang.

Acara yang dihadiri ratusan kader Ansor Riau yang ada di Pekanbaru, beserta Pimpinan Cabang (PC) Ansor Kabupaten/Kota se-Riau, para Kyai Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Riau, badan-badan otonom (Banom) NU yang terdiri dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), Fatayat, Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), dan sejumlah kepala madrasah negeri di Pekanbaru dan kampar.

Tak hanya itu, acara juga digelar secara virtual melalui zoom meeting yang diikuti lebih dari 200 peserta, dari kader Ansor Riau dan penyuluh agama islam dalam lingkungan Kantor Wilayah (kanwil) Kemenag Riau.

Dengan mengusung tema “Kearifan Melayu dan Khazanah Nahdlatul Ulama: Sebuah Titik Temu” Halaqah kebudayaan menghadirkan Datuk Seri H Taufik Ikram Jamil Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Imam Hanafi MA akademisi dari Institute for Southeast Asian Islamic Studies (ISAIS) UIN Suska Riau, dan Masdarudin MAg Ketua PCNU Kabupaten Bengkalis. Dr Abdul Malik dari pengurus PW Ansor Riau didapuk memandu kegiatan tersebut, bersama dengan Khoirul Huda SSos MA Ketua PC Ansor Indragiri Hilir sebagai moderatornya.

Ketua PW GP Ansor Riau H Purwaji didampingi Wakil Ketua, Muhtarom SAg mengatakan, kegiatan ini selain menjadi momen konsolidasi keluarga besar Ansor Riau, juga upaya menegaskan kebudayaan melayu, sebagai bagian dari identitas nasional dan titik temunya dengan khazanah Nahdlatul Ulama.

“Ya, sesudah magrib, sambil menikmati santap berbuka bersama, lampu colok di depan kompleks Rumah Toleransi Ansor Riau ini, dinyalakan sebagai wujud penjagaan tradisi melayu. Puncaknya nanti di malam tujuh likur atau malam 27 ramadan. Eksistensi Ansor adalah untuk menjaga ukama, NU dan NKRI,” ujarnya.

Sementara itu, Plt Kakanwil Kemenag Riau Dr H Muliardi MPd juga memberikan, atensi khusus dan apresiasinya terhadap kegiatan halaqah kebudayaan ini.

“Semoga ada serial selanjutnya kegiatan diskursus titik temu antara kebudayaan dan khazanah ke-NU-an ini. Karena memang adaptif terhadap kebudayaan, merupakan salah satu indikator penting dalam nilai moderasi beragama. Program penguatan moderasi beragama ini menjadi salah satu dari tujuh program prioritas Kementerian Agama dibawah komando Gusmen H Yaqut Cholil Qoumas,” ujar Pak Mul sapaan akrabnya.

Dikatakan Pak Mul, maka secara virtual setelah berkoordinasi dengan Ketua PW GP Ansor Riau H Purwaji, pihaknya juga meminta seluruh penyuluh agama Islam se-Riau, baik PNS, PPPK dan non PNS untuk mengikuti kegiatan tersebut.

“Agar semakin memantapkan mereka, dalam kegiatan penyuluhan keagamaan di lingkungannya,” harap Pak Mul yang juga kader penggerak NU Riau.

Sedangkan Ketua DPH LAM Riau Datuk Seri H Taufik Ikram Jamil juga menyebutkan, terlalu banyak titik temu antara kebudayaan Melayu dan khazanah NU, sehingga mencari titik beda atau pisahnya menjadi diskursus yang juga harus didialogkan.

Terakhir Ketua PCNU Bengkalis Masdaruddin MA yang juga narasumber kegiatan tersebut juga menegaskan, agar ini menjadi pembelajar yang berarti bagi keluarga besar GP Ansor dan NU.

“Al-muhafadhatu ‘ala qadimis shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah, artinya melestarikan tradisi lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik,” ucapnya.

SINKAP.info | Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *