OPINI, Sinkap.info – Dulu tahun 80an di Hong kong, di kawasan Causeway Bay, kalau kita makan di restoran engga aneh melihat para kuli makan sambil telanjang dada. Kadang seenaknya meludah dilantai. Di sepanjang pelabuhan berderet berdesakan kapal kecil sebagai Rumah terapung tempat hunian para nelayan dan juga rakyat biasa.
Kumuh dan baunya luar biasa, tetapi sekarang tidak ada lagi perumahan terapung di pelabuhan. Semua sudah diremove jadi pelabuhan yach seharga miliaran. Uang parkirnya tentu mahal sekali. Kemana mereka yg tadinya tinggal di rumah terapung? mereka dipindahkan ke kawasan baru. Mereka tinggal di apartemen yang bersih. Kehidupan mereka sebagai nelayan tetap dipertahankan namun pengelolaannya tidak lagi tradsional tetapi modern. Social engineering terjadi berkat adanya restruktur kawasan.
Kalau anda tinggal di rumah dikawasan kumuh, anda bisa saja buang ludah semau anda. Buang sampah sesuka anda. Tetapi coba perhatikan mereka yang sudah tinggal di Rumah Susun dikawasan baru, mereka tidak mau lagi buang ludah sembarang, tidak mau lagi buang sampah sembarang. Hidup mereka lebih disiplin. Itu karena lingkungan tempat tinggal mereka bersih dan tertib
Dulu sebelum ada BusWay, tidak pernah terbayangkan orang indonesia bisa tertib antri dan naik sesuai dengan halte. Tetapi dengan adanya BusWay, orang indonesia bisa antri dan mau turun di halte yang ditetapkan. Tadinya orang malas naik JPO tetapi setelah JPO dibangun secara modern, orang senang naik JPO sekalian Selfi. Mau lebih konkrit lagi?. Silahkan datang ke Pluit atau PIK. Anda akan merasa berada di Singapore dan Hong kong. Lingkungan modern membuat suasana nyaman dan kehidupan menjadi indah. Semua serba teratur.
Sehebat apapun jargon agama, idiologi menuntun orang untuk tertib dan disiplin tidak akan efektif mengubah masyarakat lebih baik, bila tidak diiringi oleh pembangun infrastruktur yang mendukung. Tahun 80an di Shanghai, di Bandara itu seperti sarang preman. Meleng sedikit dompet kita melayang, Shenzhen tahun 90an dimana mana ada PSK. Mencari rokok lebih sulit daripada mencari PSK yang tersebar di setiap sudut. Tetapi dengan meluasnya infrastruktur disegala bidang, hidup orang berubah dan moral suatu kehormatan untuk dijaga. PSK hilang dan preman terkubur dengan sendirinya. Setiap orang malah berkompetisi secara sehat.
Apa yang saya uraikan diatas adalah pembangunan infrastruktur adalah bagian dari social engineering atau rekayasa sosial. Kalau daerah atau negara tidak mau membangun infrastruktur maka itu artinya pemimpinnya tidak mau melakukan social engineering dan perubahan peradaban yang lebih baik tidak akan terjadi. Makanya orang yang bilang rakyat tidak butuh infrastruktur tapi butuh makan, itu benar benar menganggap rakyat itu monyet di hutan yang tidak perlu perubahan yang penting makan. Padahal ciri utama manusia itu adalah perubahan menjadi sebuah peradaban dari waktu ke waktu menjadi lebih baik dari sebelumnya.#
Penulis: Babo EBJ
Komentar