BNPB Tetapkan 44 Tersangka Karhutla Riau, Operasi Modifikasi Cuaca Maksimal

Pekanbaru251 Dilihat

PEKANBARU, SINKAP.info – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr. Suharyanto, S Sos, MM, mengungkapkan telah ada penetapan 44 tersangka terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Provinsi Riau sepanjang Januari hingga Juli 2025. Penetapan tersangka ini merupakan hasil penindakan dari Satgas Penegakan Hukum terhadap 35 kejadian tindak pidana pembakaran hutan dan lahan.

“Sudah ada penegakan hukum yang berjalan, ada 44 orang tersangka. Semoga ini bisa menjadi efek jera bagi masyarakat dan menghentikan kegiatan membakar,” ujar Suharyanto saat dikutip, Kamis (24/7).

Suharyanto menegaskan bahwa kebakaran hutan dan lahan di Riau mayoritas disebabkan oleh ulah manusia, terutama dalam membuka lahan dengan cara membakar.

“Kebakaran ini bukan dari alam, tapi ulah manusia. Titik api bukan karena kekeringan, tapi manusia yang membakar,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar dan segera melapor kepada aparat bila menemukan aktivitas pembakaran.

“Segera laporkan ke TNI/Polri dan aparat desa jika ada yang membuka lahan dengan cara membakar,” tambah Suharyanto.

Di sisi lain, Kepala BNPB turut melaporkan penurunan jumlah hotspot setelah pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dimulai sejak Senin (21/7). Operasi ini awalnya menggunakan satu pesawat, dan kini ditambah satu pesawat lagi untuk mempercepat proses pemadaman karhutla.

“Kemarin OMC dengan satu pesawat, hotspot menurun jauh. Hari ini ditambah satu pesawat lagi, mudah-mudahan mulai besok dengan dua pesawat, hujan semakin lebat dan api semakin padam,” jelas Suharyanto.

Operasi OMC ini dilakukan hingga 25 Juli 2025, dengan memanfaatkan pertumbuhan awan hujan yang masih ada di wilayah Riau. Pada pelaksanaan OMC sejak kemarin, sebanyak tiga ton bahan semai disebar sehingga berhasil menimbulkan hujan di Kabupaten Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir, dan Pelalawan. Pada hari ini, operasi serupa menghasilkan hujan di Kuantan Singingi, Bengkalis, dan Kota Dumai.

Menurut Suharyanto, OMC merupakan metode efektif dalam memadamkan api, terutama di lahan gambut yang mudah terbakar dan memerlukan pembasahan secara terus-menerus.

“OMC sangat efektif karena dengan mendatangkan hujan ke area kebakaran yang luas, api dapat cepat padam. Lahan gambut harus dibasahi terus agar api tidak menyala kembali,” ujarnya.

Selain operasi udara, BNPB juga menyiapkan penambahan personel untuk memperkuat upaya pemadaman di lapangan. Sebanyak 400 personel akan diperbantukan dari Polres dan Kodim di empat wilayah prioritas, yaitu Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, Rokan Hulu, dan Kota Dumai.

“Personel ini akan bertugas selama satu bulan untuk memperkuat operasi pemadaman. Setelah api padam, mereka akan melakukan patroli di titik-titik rawan pembakaran dan mengedukasi masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar,” pungkas Suharyanto.