BEIJING, SINKAP.info – Konferensi Keamanan Siber Beijing 2025 (Beijing Cyber Security Conference/BSC 2025) resmi dibuka pada 5 Juni sebagai bagian dari Forum Utama Keamanan Digital dalam rangkaian Global Digital Economy Conference 2025 (GDEC 2025). Mengusung tema “Security Breakthrough: Reshaping Built-in Security Systems”, konferensi ini menghadirkan pemangku kepentingan dari pemerintah, industri, akademisi, dan lembaga riset untuk membahas terobosan strategis di bidang keamanan siber di era kecerdasan buatan (AI).
Perkembangan Infrastruktur dan Ekosistem Keamanan Siber
Wakil Sekretaris Jenderal Pemerintah Kota Beijing, Xu Xinchao, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembangunan Taman Industri Keamanan Siber Nasional Beijing telah menunjukkan kemajuan signifikan. Hingga saat ini, lebih dari 740 perusahaan telah terdaftar di tiga kawasan utama: Taman Haidian, Taman Tongzhou, dan Taman Inovasi Informasi di Kawasan Pengembangan Ekonomi-Teknologi Beijing.
Xu menambahkan bahwa platform layanan keamanan siber publik tingkat nasional telah diluncurkan, menjadikan Beijing sebagai pusat utama industri keamanan siber nasional. Ke depan, Beijing akan mendorong inovasi teknologi inti, meningkatkan penerapan keamanan digital, mempercepat pengembangan sistem standar, serta membangun ekosistem industri yang dinamis.
Tantangan Baru di Era AI
Ketua Grup Qi-Anxin dan Wakil Ketua Federasi Industri dan Perdagangan Seluruh Tiongkok, Qi Xiangdong, menyoroti pentingnya inovasi dalam menghadapi tantangan baru yang muncul akibat pesatnya perkembangan agen cerdas dan aplikasi AI vertikal. Ia menyebut bahwa model agregasi data, operasi keamanan, dan kerja sama ekosistem perlu didesain ulang untuk menjawab tuntutan era baru.
Senada dengan itu, Dekan Institut Keamanan dan Tata Kelola AI Beijing, Zeng Yi, memperingatkan bahwa peningkatan kemampuan AI tidak selalu sejalan dengan peningkatan kemampuan keamanan. Menurutnya, ancaman keamanan AI berkembang dari bentuk dasar menjadi serangan yang kompleks dan terstruktur.
AI sebagai Aset Strategis dalam Keamanan Siber
Zhao Zhiguo, Wakil Direktur Eksekutif Komite Penasihat Ahli Internet Society of China, menekankan bahwa AI kini menjadi arena persaingan global sekaligus aset strategis dalam penguasaan ruang siber. Ia menyerukan perlunya pendekatan sistematis untuk menangani risiko kompleks serta membangun kerangka kerja keamanan yang lebih lincah, cerdas, dan kolaboratif.
Agenda dan Harapan dari Konferensi
Konferensi tahun ini mencakup berbagai forum teknologi mutakhir, kompetisi spesialisasi, sesi kolaborasi internasional, serta untuk pertama kalinya, penyelenggaraan lokasi satelit di Wilayah Administratif Khusus Makau. Lebih dari selusin sub-forum digelar pada 5–6 Juni, membahas topik-topik seperti keamanan energi cerdas, keamanan data, dan keamanan penerapan model AI besar.
Para peserta konferensi menegaskan pentingnya membangun ekosistem keamanan siber yang berlandaskan prinsip koeksistensi, kemakmuran bersama, dan kolaborasi berkelanjutan. Mereka berharap Konferensi Keamanan Siber Beijing dapat terus menjadi platform strategis dalam mendorong modernisasi sistem keamanan siber nasional.