DIGITAL, SINKAP.info – Harga aset kripto utama, seperti Bitcoin dan Ethereum, mengalami penurunan signifikan setelah peretasan besar-besaran terhadap bursa kripto Bybit senilai hampir US$1,5 miliar (sekitar Rp23,8 triliun). Peristiwa ini disebut-sebut sebagai pencurian kripto terbesar dalam sejarah.
Menurut data dari CoinMarketCap.com, harga Bitcoin turun 1,92% dalam 24 jam terakhir, mencapai level US$96.298,80. Sementara itu, Ethereum (Ether), yang menjadi target utama peretasan, melemah 2,04% ke level US$2.680,87. Altcoin lainnya, seperti XRP, Solana, dan Dogecoin, juga mengalami penurunan lebih dalam.
Ketua Yellow Network, Alexis Sirkia, menyatakan bahwa peretasan Bybit telah memicu kepanikan di pasar. “Seperti kegagalan bursa terpusat (CEX) sebelumnya, peristiwa ini menyebabkan aksi jual panik dan gangguan likuiditas, yang mengungkap risiko dari penyimpanan aset terpusat,” ujarnya, dikutip dari Bloomberg, Sabtu (22/2/2025).
Tak hanya itu, saham Coinbase Global Inc., bursa kripto terbesar di Amerika Serikat, ikut tertekan. Setelah sebelumnya menguat akibat kabar bahwa Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) akan mencabut kasus hukum terhadap Coinbase, saham perusahaan ini kini turun lebih dari 5%.
Bitcoin dan aset digital utama lainnya telah berada dalam tren perdagangan yang relatif stabil selama beberapa minggu terakhir. Namun, insiden ini memicu lonjakan volatilitas di pasar. Volatilitas tersirat untuk kontrak opsi Bitcoin jangka pendek bahkan turun ke level terendah sejak Juni lalu.
CEO Bybit, Ben Zhou, mengonfirmasi bahwa seorang peretas berhasil mengambil alih salah satu dompet Ethereum offline milik bursa tersebut. Sementara dampak penuh peretasan ini masih dianalisis, firma riset Arkham Intelligence melaporkan bahwa aset curian mulai dipindahkan ke alamat baru untuk dijual.
Menurut perusahaan analitik blockchain Elliptic, peretasan Bybit ini menjadi pencurian kripto terbesar yang pernah tercatat, melampaui kasus Poly Network pada 2021 yang mencapai US$611 juta.
Dengan meningkatnya risiko keamanan di bursa kripto, para investor kini menghadapi ketidakpastian lebih lanjut terhadap stabilitas pasar aset digital.