JAKARTA, Sinkap.info – Program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) mulai tahun 2020 diperluas menjadi program Bantuan Sembako Pangan (BSP). Selain ada kenaikan nilai bantuan, keluarga penerima manfaat (KPM) juga mendapat keragaman jenis bahan pangan tidak hanya beras dan telur.
Berbeda dengan BPNT, Bantuan Sembako Pangan untuk meningkatkan nilai gizi konsumsi Keluarga Penerima Manfaat dapat memilih kebutuhan sumber makanan yang mengandung protein hewani seperti daging sapi, ayam, telur dan ikan. Sedangkan kandungan protein nabati disediakan jenis tempe, tahu, dan kacang kacangan.
Kandungan karbohidrat disediakan beras, jagung dan sagu sedangan sumber kandungan vitamin dan mineral KPM juga bisa memilih sayur-sayuran atau buah buahan.
Nilai bantuan sosial (bansos) sembako yang akan mulai disalurkan Januari 2020 ini menjadi Rp 150.000 per bulan per KPM. Sebelumnya nilai bantuan hanya Rp 110.000 per bulan.
Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara mengatakan, program sembako ini perluasan dari program BPNT. Ada penambahan bantuan sebesar Rp 40.000 yang bisa digunakan untuk membeli daging, ayam, ikan atau kacang-kacangan.
“Adanya pilihan daging, ikan dan kacang-kacangan itu yang ditujukan untuk permasalahan stunting yang masih tinggi di Indonesia. Kementerian Sosial ingin berkontribusi dalam pengurangan stunting,” kata Juliari di sela-sela Sosialisasi Program Sembako Tahun 2020 di Jakarta, Rabu (22/1).
Dalam acara sosialisasi itu hadir perwakilan dari unsur kabupaten, kota, dan dinas sosial dari seluruh Indonesia.
Selain kemiskinan, Indonesia masih menghadapi masalah stunting atau kondisi balita pendek. Menurut Kementerian Kesehatan prosentase stunting di tahun 2019 mencapai 27,6 persen. Jumlah ini memang menurun dibanding angka di tahun 2018 sebesar 30,8 persen. Namun jumlah ini masih di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni di bawah 20 persen.
Adanya penambahan protein hewani dan nabati di program sembako diharapkan bisa menambah nilai gizi masyarakat kurang mampu. Sebelumnya, di BNPT bantuan hanya berupa beras dan telur.
Mensos memastikan, program sembako akan serentak disalurkan bersama Program Keluarga Harapan (PKH) pada Januari. KPM sembako bisa membelanjakan bantuan nontunai ini melalui Kartu Keluarga Sejahtera yang diisi nilai bantuannya oleh Himpunan Bank Negara di e-warong.
Ia menyebut, jumlah KPM masih memakai data lama mencapai 15,6 juta keluarga. Sambil berjalan akan dilakukan evaluasi, agar data terus akurat. Oleh karena itu Mensos mengingatkan agar pemerintah daerah berkontribusi dengan memberikan data yang valid dan akurat kepada pusat (Kemsos).
“Update dilakukan, sehingga yang tidak lagi layak menerima dikeluarkan, atau karena graduasi mandiri, maka akan kita cari penggantinya,” ucapnya.
Melalui penyaluran program sembako dan PKH, Mensos optimistis angka kemiskinan bisa terus menurun di tahun 2020. Pada September 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut prersentase penduduk miskin pada sebesar 9,22 persen atau sekitar 24,79 juta jiwa.
Sedangkan pada Maret 2019 jumlah penduduk miskin mencapai 25,14 juta jiwa (9,41 persen). Ia menargetkan angka kemiskinan di tahun 2020 bisa turun menjadi 9 persen.
Terkait keberadaan e-warong, ia pun berharap jumlahnya bisa ditambah. Saat ini satu kecamatan satu e-warong. Hingga akhir 2019 diperkirakan sudah ada 18.000 e-warong di seluruh Indonesia.
Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kemsos Andi ZA Dulung mengatakan, sejumlah indikator menunjukkan bahwa KPM dan e-warong merasakan bahwa proses BPNT saat ini semakin mudah dan nyaman sehingga mereka merasakan manfaat positif dari pelaksanaan BPNT.
“Kami optimistis program sembako 2020 bersama mitra dan instansi/lembaga terkait, dapat meningkatkan kepuasan penerima program sembako lebih tinggi lagi,” katanya.
Dengan begitu, upaya pemerintah dengan program sembako, untuk memberikan akses KPM terhadap bahan pokok dengan kandungan gizi lainnya dapat tercapai. Kondisi KPM semakin meningkat kesejahteraannya dan kesehatannya menuju bangsa Indonesia yang kuat dan maju.
Hasil survei yang dilaksanakan oleh lembaga independen MicroSave Consulting Indonesia dalam kerangka kerja sama antara Kementerian Sosial dan Bill & Melinda Gates Foundation yang dilakukan pada periode Oktober-Desember 2018 menunjukkan respons positif dari KPM BPNT.
“Survei tersebut melibatkan sekitar 2.398 KPM dan 779 e-warong. Responden pun tersebar di 93 kota/kabupaten di 25 provinsi seluruh Indonesia,” papar Andi.
Hasilnya menunjukkan 96 persen KPM dan 89 persen e-warong (agen warung yang melayani transaksi KPM) menyatakan puas terhadap pelaksanaan program tersebut.(*)
Sinkap.info |MKh|Rls - Beritasatu.com
Komentar