Sinkap – Saya termasuk orang yang tidak setuju HRS pulang. Alhamdulillah, kepulangan memang dibatalkan. Ini bukan soal nyali, tapi soal akal sehat. Mobil tabrak tembok, belum tentu jebol temboknya, apalagi manusia yang tabrak. Entah apa yang dipikirkan pemimpin aparat, yang jelas 3.500 personil dikerahkan menuju bandara. Saya yakin itu bukan untuk menjaga keamanan HRS karena hanya orang gila yang mungkin ke bandara datang hendak membunuhnya dan tidak perlu 3.500 personil mengamankan itu.
Patut diduga ada perintah tangkap dan bersiap bentrok dengan umat penyambut HRS. Luar biasa keras hati aparat menangkap HRS. Entah ada kerusakan luar biasa apa di negara ini yang telah terjadi dengan fitnah chat mesum itu. Sementara 35 triliun raib atas kasus kondensat, tak sehebat ini gairah aparat.
Ini jelas persoalan politik. Gerakan moral HRS untuk Jakarta berhasil meluluhlantakkan Ahok di Jakarta. Jika gerakan moral yang sama dilakukan di Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, sudah jelas siapa yang terpuruk dan siapa yang jadi pemenang.
Saya hanya bisa berdoa, semoga Umat Islam sadar betul. Ini bukan soal HRS. Tapi ini soal perintah amar ma’ruf nahi munkar dari Quran. Dengan atau tanpa HRS, itu tetap harus diteruskan. Umat Islam wajib sadar tentang perintah Allah, tidak penting juga apa perintah HRS.
Wassalam,
21 Februari 2018, 10.00
Teuku Gandawan
Komentar