Inovasi Teknologi Kaerney Dorong Daya Saing Asia Pasifik dalam Investasi Global

GLOBAL, TEKNOLOGI405 Dilihat

SINGAPURA, SINKAP.info — Firma konsultan manajemen global Kearney merilis Foreign Direct Investment (FDI) Confidence Index® 2025 yang menyoroti pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi di kawasan Asia Pasifik (APAC) di tengah tekanan global seperti ketegangan geopolitik, lonjakan harga komoditas, dan hambatan regulasi.

Laporan tahunan ini mengukur sentimen investor terhadap arus investasi langsung asing selama tiga tahun ke depan. Hasilnya menunjukkan bahwa delapan negara APAC kembali masuk dalam 25 besar destinasi investasi global, termasuk Jepang (4), Tiongkok termasuk Hong Kong (6), Australia (10), Korea Selatan (14), Singapura (15), Selandia Baru (16), Taiwan (23), dan India (24).

Inovasi Teknologi Dorong Peringkat Jepang dan Korea Selatan

Jepang melonjak dari peringkat ke-7 menjadi ke-4 berkat kekuatan inovasi teknologinya serta kinerja ekonomi yang solid. Kenaikan ini diperkuat oleh pertumbuhan upah tertinggi dalam sejarah dan pasar tenaga kerja yang ketat.

Korea Selatan juga mencetak rekor dengan naik enam peringkat dari posisi ke-20 ke-14. Sebanyak 41% investor menyebut sektor teknologi Korea yang dinamis sebagai faktor utama. Dukungan pemerintah terhadap industri semikonduktor turut menjadi pendorong kepercayaan investor.

“Lompatan Jepang dan Korea menunjukkan bahwa inovasi dan kekuatan ekonomi tetap menjadi daya tarik utama di tengah dinamika global,” kata Shigeru Sekinada, Region Chair Asia Pasifik Kearney.

MENARIK DIBACA:  Hainan Promosikan Wisata Bebas Visa ke 85 Negara Lewat Night of Hainan

Optimisme Investor APAC, Tapi Tantangan Global Membayangi

Sebanyak 82% investor asal APAC berencana meningkatkan investasi dalam tiga tahun ke depan, dan 50% lebih optimis terhadap prospek ekonomi dibandingkan tahun lalu. Namun, sentimen ini dibayangi oleh berbagai tantangan.

Kenaikan harga komoditas menjadi perhatian utama bagi 43% investor, naik 14% dibandingkan tahun sebelumnya. Ketegangan geopolitik dan regulasi yang lebih ketat di pasar maju dan negara berkembang juga menjadi kekhawatiran signifikan.

Tiongkok turun dari peringkat 3 ke 6, mencerminkan krisis sektor properti yang berlarut dan ketegangan perdagangan dengan AS. Singapura turun ke posisi 15, sementara India merosot ke posisi 24, disebabkan kekhawatiran terhadap kompleksitas regulasi dan risiko perdagangan.

Asia Tenggara Menonjol di Pasar Berkembang

Tiga negara Asia Tenggara — Thailand, Malaysia, dan Indonesia — masuk dalam 15 besar pada FDICI Emerging Market Index. Investor menyebut kualitas tenaga kerja sebagai faktor utama daya tarik di ketiga negara tersebut.

Thailand memimpin di antara negara ASEAN, hanya kalah dari Singapura dalam hal optimisme investor.

MENARIK DIBACA:  Bybit Menangkan Pasar Terbaik di Cryptocurrency World Expo 2022

Tarif Baru AS Mendorong Perencanaan Strategis

Pengumuman tarif baru oleh Amerika Serikat pada April 2025 dinilai mempercepat urgensi perencanaan skenario oleh perusahaan, khususnya di sektor manufaktur dan otomotif, yang kini menghadapi kerentanan lebih tinggi terhadap gangguan rantai pasok dan biaya produksi.

“Investasi strategis dan berorientasi masa depan dalam inovasi akan menjadi kunci pertumbuhan berkelanjutan di kawasan ini,” ujar Sekinada.

Tentang Indeks dan Metodologi

FDI Confidence Index® 2025 berdasarkan survei terhadap 536 eksekutif senior dari perusahaan global dengan pendapatan lebih dari USD 500 juta. Responden berasal dari 30 negara dan mewakili sektor jasa, industri, serta teknologi informasi.

Indeks ini memberikan analisis ke depan (forward-looking) yang membedakannya dari data historis FDI lainnya.

Tentang Kearney

Didirikan pada 1926, Kearney merupakan firma konsultan manajemen global yang menjadi mitra strategis bagi perusahaan Fortune Global 500 dan pemerintah di lebih dari 40 negara. Dengan pendekatan kolaboratif dan hasil yang berdampak, Kearney berkomitmen membantu klien menghadapi tantangan kompleks dan mendorong perubahan nyata.

Info lebih lanjut: www.kearney.com