Gelombang Tinggi Selat Malaka Hantam Dua Kapal, Tujuh Korban Selamat

Dumai173 Dilihat

DUMAI, SINKAP.info — Gelombang tinggi kembali menerjang Selat Malaka dan menyebabkan dua kapal karam di perairan Belawan, Sumatera Utara. Tujuh korban berhasil dievakuasi dalam operasi penyelamatan yang dilakukan Unit SAR Dumai bekerja sama dengan TNI AL. Peristiwa tersebut dikonfirmasi Kapten RB 218 SAR Dumai, Leni Tadika, Kamis (27/11/2025).

“Benar, ada dua kejadian kapal karam karena gelombang tinggi. Korban yang kita evakuasi berjumlah tujuh orang, terdiri dari satu korban kapal nelayan dan enam korban kapal kargo,” ujar Leni melalui sambungan telepon.

Korban dari kapal nelayan ditemukan setelah tiga hari terombang-ambing di laut lepas. Identitas dan jumlah kru lainnya belum diketahui. Ia diselamatkan oleh Kapal Delta Amazon yang sedang berlayar dari Singapura menuju Oman.

MENARIK DIBACA:  Truk Ringsek Tabrak Pohon di Jalan Perwira, Sopir Luka-luka

Di lokasi yang berdekatan, enam kru kapal kargo yang mengangkut ikan segar dari Belawan menuju Malaysia juga ditemukan dalam kondisi lemah. Kapal mereka karam akibat hantaman gelombang besar dan seluruh kru diselamatkan oleh Kapal LNG Saturn, yang tengah melintas pada rute serupa.

Informasi keberadaan para korban diterima Unit SAR Dumai pada Rabu (26/11/2025). Tim SAR bersama TNI AL kemudian bergerak menuju titik koordinat penemuan dan mengevakuasi ketujuh korban dari kedua kapal yang memberikan pertolongan awal tersebut.

“Para korban kita evakuasi dari kedua kapal yang menemukan mereka, dan kita bawa ke Unit SAR Dumai,” jelas Leni.

MENARIK DIBACA:  Perkuat Sinergi Pengamanan Obvitnas, PT KPI RU Dumai dan TNI Jalin Perjanjian Kerjasama

Sesampainya di markas SAR Dumai, para korban langsung menjalani pemeriksaan medis oleh tim kesehatan dari Lanal Dumai dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Pemeriksaan awal menunjukkan kondisi korban bervariasi, mulai dari luka-luka hingga trauma akibat insiden tersebut.

“Saat ini, ketujuh korban yang selamat berada dalam pengawasan Unit SAR Dumai dan menunggu penjemputan dari agen kapal masing-masing,” tambahnya.

Insiden ini kembali menyoroti risiko pelayaran di Selat Malaka pada musim cuaca ekstrem serta pentingnya respons cepat dari jaringan maritim internasional yang turut membantu proses penyelamatan.