DAIRI, SINKAP.info – Ekoenzim merupakan pupuk alami untuk tanaman yang dapat menurunkan efek rumah kaca. Formula ekoenzim ditemukan Dr. Rokuson Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik di Thailand.
“Ekoenzim merupakan hasil fermentasi limbah organik dapur menjadi bahan yang mempunyai banyak manfaat untuk alam dan manusia,” jelas Plt. Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Kpp Dairi Tetty Situmorang pada kegiatan monitoring Desa Aku Hatinya PKK di Desa Pasi, Kecamatan Berampu Dairi, Jumat (19/5).
Selain menurunkan efek rumah kaca, ekoenzim bermanfaat sebagai filter udara, herbisida dan pestisida alami, filter air, serta pupuk alami untuk tanaman.
“Cara pembuatannya yaitu menyiapkan sampah dapur berupa kulit buah atau sisa potongan sayur mentah, lalu potong kecil-kecil. Potongan sampah dapur kemudian dimasukkan ke dalam botol atau stoples yang sudah berisi air gula merah,” jelas dia.
Adapun perbandingan takarannya, yaitu 1 : 3 :10. Misalnya 100 gram gula merah, 300 gram sampah organik, dan 1.000 ml air.
“Apabila seluruh bahan sudah sesuai dengan takarannya, tutup wadah dengan rapat, lalu diamkan selama 90 hari di tempat yang sejuk. Namun, sesekali bukalah tutup wadah. Cairan inilah yang kemudian disebut sebagai ekoenzim,” jelas Tetty.
Tety menjelaskan ada beberapa tips yang perlu diperhatikan, yaitu menggunakan wadah plastik tertutup yang kuat, menggunakan lima jenis atau lebih sampah organik, menggunakan kulit jeruk, batang serai, dan pandan untuk membuat ekoenzim yang lebih wangi dan bagus.
“Tidak boleh menggunakan daging, ikan, makanan berminyak, ampas kelapa, sampah organik yang busuk, berjamur, atau sudah rusak. Ekoenzim yang baik berwarna coklat tua atau coklat kekuningan, bukan hitam. Jika tumbuh jamur hitam, berarti ekoenzim gagal,” kata Tetty.
Keuntungan menggunakan ekoenzim yaitu, ampasnya dapat dijadikan pupuk padat organik atau dikeringkan sebagai pengharum ruangan. Ekoenzim juga tidak memiliki masa kadaluarsa.
SINKAP.info | Laporan: Ais