SIANTAR, Sinkap.info – Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kota Pematangsiantar menggelar acara peringatan hari Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1442 H/2021 M dengan tema Toleransi dalam Prespektif Islam, Kegiatan tersebut diadakan di sekretariat KNPI Jalan Merdeka no 375, Rabu (24/3) pagi.
Agenda diskusi tersebut dihadiri oleh Walikota Pematangsiantar diwakili Daniel Siregar, Ustad Ali Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kota Pematangsiantar, Rado Damanik Ketua Umum Himapsi, Ustadz Gunawan, Pendeta Palti Haltoguan, IPTU Zulkarnain (Perwakilan Kapolres siantar), beserta beberapa OKP (Organisasi Kepemudaan) Kota Pematangsiantar yakni, Pemuda Ansor, Ikatan Mahasiswa Siantar, Pmkri, Himapsi beserta organisasi lainnya.
Ketua DPD KNPI Siantar Henry Hutapea yang diwakili Muhammad Fikri Nasution SH menyampaikan dalam sambutannya, Pemerintah kota Pematangsiantar diharapkan agar dapat terus memperhatikan KNPI Siantar sehingga pemuda-pemuda bisa diandalkan dalam kontribusi membangun Negara.
“Dalam acara Isra’ Mi’raj ini, semoga lebih bertambah iman kita terhadap Nabi Muhammad SAW. Pemuda-pemuda Kota Pematangsiantar sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah, agar bisa terjamin masa depannya nanti dan berguna bagi Bangsa dan Negara,” ucap Fikri Nasution.
H. Hefriansyah, SE, MM Walikota Siantar diwakili Daniel Siregar menyambut baik kegiatan kepemudaan dan ini merupakan kegiatan yang sangat positif, karena Isra’ Mi’raj adalah sejarah Islam yang selalu diingat oleh seluruh ummat islam.
Pada kesempatan yang sama, Kapolres Siantar yang diwakili oleh IPTU Zulkarnaen, mengatakan, mengenai toleransi kita harus dapat bekerja sama untuk saling menjaga. Tanpa ada kerjasama, toleransi itu tidak akan terjadi apabila kita semua merasa tidak peduli. Jadi, mari sama-sama kita saling menjaga.
Pada saat diskusi dengan tema toleransi, diawali narasumber Pdt Palti Haltoguan menyampaikan, nilai toleransi, Inklusif atau inklusivisme perlu dijunjung yang artinya dalam beragama harus meyakini kebenaran agama yang dipeluknya sambil tetap membuka diri untuk mendengar kebenaran dari orang lain.
“Namun, ketika terjadi sebuah insiden antara umat beragama, pemerintah daerah mempunyai wewenang untuk menetralisir kejadian yaitu melalui aparatur negara yakni polisi. Polisi harus ada respon ketika terjadi insiden antara umat beragama,” Jelas Pdt Palti.
“Melalui diskusi ini, semoga kedepannya nilai toleransi dan kerurukan beragama harus ditingkatkan sehingga tidak ada insiden di kota Pematangsiantar,” tambahnya.
Sementara, Rado Damanik selaku ketua umum Himapsi (Himpunan Mahasiswa dan Pemuda Simalungun) memberikan pandangan terkait toleransi, ia mengatakan bahwa toleransi tidak hanya dilihat dari sisi agama, melainkan dari sisi budaya bahkan juga di pemerintah ada toleransi. Ia juga menegaskan bahwa, Indonesia itu ada yang namanya Bhineka Tunggal Ika.
“Kita kan ada Bhineka Tunggal Ika itu bukan ajaran umat kristen, bukan ajaran umat muslim, atau ajaran agama lainnya melainkan itu adalah ajaran di negara ini yang artinya walaupun berbeda tapi tetap satu dalam bekerja sama, bergotong royong dalam kebenaran” Ujar Ketua Umum Himapsi tersebut.
“Tidak akan ada yang mau bekerja sama kalau nilai-nilai toleransi itu tidak ditanamkan” Tegasnya.
Diskusi yang hangat diakhir pembicaraan, Ustadz Gunawan menyambung pernyataan Rado Damanik, dikatakan Ustadz Gunawan, bekerja sama dan gotong royong dalam menggapai kebenaran ketika itu dilakukan oleh antara umat beragama yang satu dengan yang lain, maka akan menjadi bentuk kebersamaan yang indah dalam meningkatkan nilai toleransi di Kota Pematangsiantar.
SINKAP.info | Laporan: Ichsan H