Hong Kong Tingkatkan Peran sebagai Pusat Internasional Bisnis dan Industri Baru

GLOBAL29 Dilihat

HONG KONG, SINKAP.info – Dalam pidato kebijakan tahun 2025 yang disampaikan pada 17 September, Kepala Eksekutif Hong Kong SAR, John Lee, mengumumkan serangkaian langkah strategis untuk memperkuat diversifikasi ekonomi Hong Kong sekaligus memperkokoh posisi kota ini sebagai pusat internasional bagi bisnis, investasi, dan industrialisasi baru.

John Lee menegaskan bahwa Hong Kong, dengan dukungan nasional yang kuat dan konektivitas global yang tinggi, diakui dunia sebagai pusat utama di bidang keuangan, perdagangan, pelayaran, serta jasa hukum dan penyelesaian sengketa.

“Pemerintah akan memanfaatkan keunggulan institusional ini secara maksimal untuk mengukuhkan status Hong Kong sebagai pusat internasional terkemuka,” ujar Lee.

Untuk memperkuat peran Hong Kong sebagai pusat keuangan global, pemerintah berencana memperdalam pasar saham, memperluas pasar obligasi kelas dunia, serta mengembangkan pasar mata uang yang dinamis. Sektor asuransi, manajemen aset, dan pengelolaan kekayaan juga menjadi fokus utama.

Beberapa inisiatif penting yang diusung antara lain:

  • Memanfaatkan Technology Enterprises Channel guna membantu perusahaan teknologi dari Tiongkok Daratan dalam menggalang dana di Hong Kong;

  • Menjelajahi pemendekan siklus penyelesaian saham menjadi T+1 serta mendorong lebih banyak perusahaan asing melakukan pencatatan sekunder di Hong Kong;

  • Memperkokoh posisi pasar obligasi dengan menghubungkan mekanisme akses pasar secara mutual dengan negara seperti Swiss dan Uni Emirat Arab;

  • Mendorong penggunaan obligasi pemerintah Tiongkok luar negeri sebagai jaminan di berbagai lembaga kliring untuk memperkaya penggunaan aset RMB;

  • Meningkatkan likuiditas dan jangkauan global pasar RMB luar negeri dengan penerbitan obligasi RMB oleh pemerintah dan mempertimbangkan pembayaran pengeluaran pemerintah dalam RMB.

Selain itu, pemerintah akan mempercepat pengembangan sektor baru, termasuk membangun pasar perdagangan emas internasional terkemuka, mengembangkan teknologi finansial (fintech), serta memajukan keuangan hijau dan berkelanjutan.

Untuk memperkuat posisi Hong Kong sebagai pusat perdagangan internasional, Lee mengungkapkan rencana memperluas jaringan kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan menandatangani perjanjian investasi baru dan memperluas jaringan Kantor Ekonomi dan Perdagangan Hong Kong di berbagai negara, termasuk membuka kantor baru di Kuala Lumpur tahun ini. Digitalisasi perdagangan juga menjadi prioritas.

Dalam konteks kebijakan “Satu Negara, Dua Sistem”, Hong Kong memiliki keunggulan dalam menarik perusahaan asing dan membantu perusahaan Tiongkok Daratan untuk go global. Lee menyatakan pemerintah akan membentuk platform terpadu dengan memanfaatkan kantor Hong Kong di luar negeri dan di Tiongkok Daratan, serta membentuk Satuan Tugas Mendukung Perusahaan Daratan GoGlobal untuk mendorong ekspansi bisnis ke luar negeri.

Dengan pertumbuhan berkelanjutan dari industri baru, pemerintah juga akan memperkuat dukungan bagi pengembangan industri lokal dan menarik industri dari luar Hong Kong guna mendiversifikasi ekonomi kota.

Menteri Keuangan Paul Chan dalam konferensi pers tanggal 18 September menyatakan, menarik perusahaan untuk beroperasi dan berkembang di Hong Kong merupakan bagian penting dari pengembangan dan reformasi industri. Oleh karena itu, pemerintah akan merumuskan paket kebijakan preferensial untuk mendukung tujuan tersebut.

Pemerintah juga fokus pada pengembangan riset teknologi kehidupan dan kesehatan dengan menarik perusahaan farmasi untuk melakukan uji klinis dan pengobatan penyakit langka, kanker tingkat tinggi, dan produk terapi canggih. Selain itu, akan didirikan Hong Kong Centre for Medical Products Regulation.

Di sektor energi baru, pemerintah akan mengembangkan rantai pasok bahan bakar penerbangan berkelanjutan, membangun Koridor Hidrogen GBA bersama Provinsi Guangdong, dan mendorong pembangunan fasilitas daur ulang baterai kendaraan listrik berskala besar pertama di EcoPark, yang dijadwalkan mulai beroperasi pada semester pertama 2026.

“Hong Kong kini berada pada titik kritis transisi ekonomi dari stabilitas menuju kemakmuran,” kata Lee.

“Proses ini tidak bisa dihindari dan merupakan langkah penting demi masa depan ekonomi yang lebih kuat dan tangguh.”