BEIJING, SINKAP.info – Pameran China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) 2025 di Shougang Park, Beijing, menampilkan inovasi teknologi mulai dari kecerdasan buatan (AI), komputasi awan, hingga inovasi ramah lingkungan di tengah latar bekas pabrik baja. Acara ini mempertemukan hampir 2.000 perusahaan global, termasuk Fortune 500, yang mencari peluang kerja sama baru di sektor jasa Tiongkok.
Philips, pemimpin teknologi medis asal Belanda, yang telah beroperasi selama empat dekade di Tiongkok, kembali berpartisipasi untuk kelima kalinya. Perusahaan memperkenalkan sistem resonansi magnetik terbaru yang mempercepat waktu pemindaian dan meningkatkan efisiensi.
“Kesadaran kesehatan yang meningkat dan kemajuan teknologi medis menjadi motor penggerak pertumbuhan sektor kesehatan di Tiongkok,” ujar Yang Donglan, Wakil Presiden Philips Greater China.
Sementara itu, TUI China, perusahaan pariwisata asal Jerman, optimistis bahwa teknologi modern, seperti alat penerjemah dan metode pembayaran digital seperti Alipay dan WeChat Pay, mempermudah wisatawan dan meningkatkan kepuasan mereka.
Data Kementerian Perdagangan Tiongkok menunjukkan, nilai total perdagangan jasa Tiongkok dari Januari hingga Juli 2025 mencapai 4,58 triliun yuan (sekitar 642,7 miliar dolar AS), naik 8,2 persen dibanding tahun sebelumnya. Sektor pariwisata menyumbang 1,26 triliun yuan (177 miliar dolar AS), meningkat 10,4 persen.
Australia, negara tamu kehormatan CIFTIS tahun ini, mengirim delegasi terbesar dengan hampir 60 organisasi dan perusahaan. Pada hari pembukaan, Australia menandatangani 15 kesepakatan kerja sama di bidang pendidikan, kesehatan, keuangan, dan budaya.
Dominic Trindade, Menteri Perdagangan Kedutaan Besar Australia di Beijing, mengatakan, “Tiongkok tetap menjadi pasar dengan potensi besar di sektor jasa, dan Australia berkomitmen memperkuat kemitraan di sini.”
Teknologi cerdas juga merambah sektor keuangan. Di stan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC), pengunjung disambut robot humanoid yang mampu menjawab pertanyaan dan menjelaskan layanan bank. Tema CIFTIS 2025, “Embrace Intelligent Technologies, Empower Trade in Services,” merefleksikan pentingnya inovasi digital bagi perekonomian jasa Tiongkok.
Menurut laporan kementerian perdagangan, layanan berbasis pengetahuan seperti AI, keuangan digital, dan konsultasi profesional meningkat 6,8 persen menjadi 1,78 triliun yuan (250 miliar dolar AS) pada tujuh bulan pertama 2025.
Firma arsitektur Inggris, Zaha Hadid Architects, juga merasakan dampak revolusi digital di sektor konstruksi dengan penerapan teknologi yang meningkatkan presisi dan kualitas.
Para pejabat dan pakar internasional menilai bahwa transformasi Tiongkok ke sektor jasa bernilai tambah tinggi membuka peluang kerja sama global yang saling menguntungkan.
Dale Pinto, Presiden CPA Australia, mengatakan, “Peralihan ini membuka jalan baru untuk kolaborasi internasional.”
Wakil Perdana Menteri Tiongkok, Ding Xuexiang, menegaskan komitmen Tiongkok dalam membuka pasar jasa secara berkelanjutan dan memperkuat kerja sama internasional di sektor ini. Hal ini menjadi angin segar bagi perusahaan asing yang berinvestasi di Tiongkok.
Pakar internasional dari berbagai negara memuji upaya Tiongkok yang mendorong keterbukaan ekonomi dunia dan pertumbuhan inklusif. Mutinda Mutisya dari University of Nairobi menyoroti manfaat bagi negara berkembang, sementara Tolonbek Abdyrov dari Kyrgyzstan menekankan pesan positif Tiongkok dalam mendorong hak yang setara bagi semua negara.
Herman Tiu Laurel, Presiden Asian Century Philippines Strategic Studies Institute, menyatakan, “CIFTIS memberikan dorongan penting bagi perdagangan global yang sedang menghadapi tantangan tarif dan proteksionisme.”