Ratusan Mahasiswa Unri Geruduk Kantor Gubernur Riau, Tuntut Realisasi Beasiswa

Pekanbaru97 Dilihat

PEKANBARU, SINKAP.info — Ratusan mahasiswa Universitas Riau (Unri) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Riau, Kamis (14/8), menuntut kejelasan program beasiswa dan janji pendidikan dari pemerintah provinsi. Aksi yang dimulai sejak pukul 10.00 WIB ini diwarnai ketegangan antara mahasiswa dan aparat keamanan.

Massa membawa berbagai atribut organisasi, termasuk bendera Merah Putih dan simbol-simbol perlawanan, seperti bendera bajak laut dari serial fiksi One Piece, yang dimaknai sebagai kritik terhadap pemerintah.

Salah satu tuntutan utama adalah realisasi program satu rumah satu sarjana yang dijanjikan oleh pemerintah daerah. Program tersebut, menurut mahasiswa, menjadi harapan banyak keluarga kurang mampu untuk mengakses pendidikan tinggi.

“Kami bukan sedang bermain-main. Ini suara rakyat, ini suara mahasiswa, ini suara mereka yang tidak bisa kuliah karena tidak punya biaya,” tegas Muhammad Azhari, Menteri Sosial dan Politik BEM Unri, dari atas mobil komando.

Mahasiswa Tolak Berdialog dengan Sekda

Mahasiswa menuntut bertemu langsung dengan Gubernur Riau, Abdul Wahid. Namun hingga tengah hari, gubernur tak kunjung hadir. Pemerintah hanya mengirimkan Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Riau, M Job Kurniawan, untuk menemui massa. Kehadiran Sekda ditolak mahasiswa yang menilai hanya gubernur yang memiliki kewenangan menjawab tuntutan mereka.

“Kami sudah sepakat, aksi ini tidak akan berhenti sebelum gubernur menemui kami,” ujar salah satu perwakilan mahasiswa.

Ketegangan di Depan Gerbang

Aksi sempat memanas saat mahasiswa berusaha mendekat ke gerbang utama. Pagar pejalan kaki didobrak, dan beberapa mahasiswa memanjat pagar untuk membukanya dari atas. Aparat keamanan tampak bersiaga di balik pagar besi tinggi.

M Job Kurniawan berulang kali mengimbau agar massa tetap tertib dan tidak terpancing provokasi.

“Jangan terpancing, jangan terprovokasi,” ucapnya dari balik pagar.

Meski demikian, dorong-dorongan tak terhindarkan. Hingga pukul 13.00 WIB, mahasiswa masih bertahan. Empat orang dilaporkan mengalami luka ringan akibat aksi saling dorong.

Tuntutan Lebih dari Sekadar Beasiswa

Selain soal beasiswa, mahasiswa juga menyuarakan berbagai isu sosial lain, seperti konflik agraria dan persoalan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang kerap terjadi di Riau.

“Di provinsi sekaya Riau, yang penuh sumber daya alam, masa ada anak bangsa harus putus kuliah hanya karena tidak punya uang?” ujar Azhari.

Mahasiswa menegaskan bahwa aksi mereka bukanlah bentuk makar atau upaya pemisahan daerah. Mereka hanya menuntut hak-hak dasar dipenuhi dan janji pemerintah ditepati.

“Riau tidak butuh merdeka, Riau butuh didengar,” ujar salah seorang mahasiswa lainnya.

Hingga menjelang sore, massa masih bertahan di depan Kantor Gubernur Riau, menunggu kehadiran gubernur. Aksi berlangsung tertib meski sempat diwarnai ketegangan.