BEIJING, SINKAP.info – Sebuah candi bersejarah berusia dua abad di Lhasa, Daerah Otonomi Xizang (Tibet), kini mendapatkan kehidupan baru. Candi Jebum-gang Lha-khang, yang dulunya merupakan tempat ibadah dan gudang penyimpanan hasil bumi, telah direvitalisasi menjadi pusat seni modern tanpa menghilangkan jejak sejarah dan nilai spiritualnya.
Transformasi ini merupakan hasil kerja selama lima tahun yang dipimpin oleh arsitek asal Tiongkok, Xia Yujun. Ia dan timnya berhasil mengembalikan keindahan candi bergaya mandala khas Tibet yang dibangun pada akhir abad ke-19, lengkap dengan pilar kayu tua, teras melingkar, dan lukisan dinding peninggalan Dinasti Qing (1644–1911).
“Tujuannya bukan sekadar memperbaiki bangunan, tapi menghidupkannya kembali,” ujar Xia.
Proyek revitalisasi ini melibatkan perbaikan detail pada mural yang pudar dan ukiran kayu yang rusak akibat kebakaran, sambil tetap mempertahankan struktur asli bangunan. Di sisi lain, sentuhan teknologi modern diterapkan secara hati-hati agar tidak merusak nilai sejarahnya.
Candi yang berada di ketinggian 3.650 meter di atas permukaan laut ini kini dilengkapi dengan sistem kedap air tiga lapis untuk melindungi mural dari kelembapan, serta sistem pencahayaan museum-grade yang menonjolkan suasana tenang tanpa merusak lukisan dinding.
Lantai kayu elm tua yang dipasang ulang kini menyembunyikan jaringan pipa, sistem listrik, dan tata suara modern di bawahnya memungkinkan penyelenggaraan berbagai pameran seni tanpa mengubah estetika kuno bangunan.
Menurut Xia, arsitektur Tibet bukan hanya soal bentuk visual, tetapi juga pengalaman multiindra menggabungkan aroma dupa, cahaya alami, gema doa, serta sejarah yang berlapis-lapis. Filosofi inilah yang melandasi proses restorasi, sehingga pengunjung dapat merasakan perpaduan harmonis antara spiritualitas masa lalu dan inovasi masa kini.
Revitalisasi Jebum-gang Lha-khang Temple ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk lebih peduli terhadap pelestarian warisan arsitektur kuno di Xizang, sekaligus membuktikan bahwa sejarah dan seni modern dapat berjalan berdampingan dalam satu ruang yang hidup.







