Tuntutan 17+8: Aktivis dan Influencer Desak Reformasi, Protes Nasional Berlanjut

NASIONAL, Politik42 Dilihat

JAKARTA, SINKAP.info – Protes besar-besaran yang dimulai sejak 1 September 2025 di berbagai wilayah Indonesia terus berlanjut hingga hari ini. Sejumlah aktivis dan influencer terkemuka, seperti Jerome Polin, Andovi Da Lopez, Salsa Erwina Hutagalung, dan Fathia Izzati, mengajukan sebuah tuntutan yang dinamakan “Tuntutan 17+8”, terdiri dari 25 poin yang ditujukan kepada pemerintah.

Dalam tuntutan tersebut, mereka menyoroti beberapa hal penting, antara lain:

  • Pembebasan tahanan politik dan mahasiswa yang saat ini ditahan terkait demonstrasi.

  • Penarikan militer dari fungsi-fungsi sipil untuk mengembalikan peran militer pada ranah pertahanan negara.

  • Reformasi menyeluruh terhadap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan lembaga negara lainnya guna meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.

  • Penyediaan akses pendidikan dan layanan kesehatan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat.

Tuntutan ini dibagi menjadi dua periode, yakni jangka pendek yang diharapkan terpenuhi paling lambat 5 September 2025, dan jangka panjang yang diberikan tenggat hingga 31 Agustus 2026.

Sementara itu, aparat keamanan dilaporkan telah menangkap lebih dari 3.000 orang selama gelombang protes ini, termasuk sejumlah aktivis dari Lokataru Foundation. Penangkapan tersebut menuai kritik dari berbagai kalangan yang menilai tindakan itu berlebihan.

Hingga saat ini, pemerintah belum memberikan respons resmi terhadap tuntutan yang diajukan. Protes dan aksi demonstrasi diperkirakan akan terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan, menandakan ketegangan yang belum mereda di tengah masyarakat.