Reshuffle Kabinet Prabowo: Antiklimaks Sri Mulyani hingga Perubahan Gerbong Politik

NASIONAL, Politik159 Dilihat

JAKARTA, SINKAP.info – Pengamat politik Ray Rangkuti menilai langkah Presiden Prabowo Subianto merombak empat menteri dan menambah satu kementerian merupakan respons cepat atas dinamika politik yang berkembang sejak 25 Agustus lalu. Namun, menurut Ray, alasan pergantian menteri kali ini tidak seragam dan tidak bisa semata-mata dikaitkan dengan situasi politik terkini.

Dalam keterangannya, Selasa (9/8), Ray menyoroti sejumlah menteri yang dicopot, dengan alasan berbeda-beda.

Sri Mulyani Mundur dalam Posisi Antiklimaks

Ray menyebut pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani terjadi dalam situasi yang ia sebut antiklimaks. Menurutnya, isu mundurnya Sri Mulyani sudah menguat sejak rumahnya dijarah massa, ditambah dengan kejenuhan dan terbatasnya ide kreatif dalam mengelola perekonomian.

“Reshuffle ini menempatkan Sri Mulyani pada posisi antiklimaks, baik dari segi momentum maupun kinerja. Andai ia mundur saat protes publik atas pencalonan Gibran dulu, mungkin akan berbeda sambutannya,” kata Ray.

Budi Gunawan Kehilangan Basis Politik

Sementara itu, mantan Menko Polhukam Budi Gunawan dicopot karena dua faktor utama, yakni lemahnya kinerja dalam meredam aksi massa pada 27–28 Agustus dan menurunnya dukungan politik di lingkar istana.

“Uniknya, nama BG justru tidak disebut-sebut demonstran, tetapi malah diganti. Sementara itu, Kapolri yang dituntut mundur justru aman,” ujar Ray.

Budi Arie Terseret Kasus Judi Online

Ray juga mengaitkan pencopotan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie dengan kasus judi online yang sempat menyeret namanya saat menjabat menteri di era Presiden Jokowi. Menurutnya, hal ini menimbulkan kontradiksi terhadap janji Prabowo untuk memberantas korupsi.

Abdul Kadir Karding Tersingkir karena Kasus Domino

Pergantian Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Kadir Karding, kata Ray, dipicu oleh viralnya foto Karding bermain domino bersama mantan tersangka pembalakan liar, yang dianggap mencoreng wajah pemerintahan.

Dito Ariotedjo Dinilai Kurang Berperan

Menpora Dito Ariotedjo juga dicopot karena dinilai kurang berhasil menjangkau aspirasi anak muda, terutama yang terlibat dalam aksi massa 27–28 Agustus. Kehadiran kader Golkar Mukhtarudin ke kabinet dinilai sebagai upaya menjaga keseimbangan politik.

Kapolri Tetap Aman

Ray menyoroti posisi Kapolri yang tetap dipertahankan meski menjadi sorotan utama demonstran.

“Desakan publik agar Kapolri diganti begitu kuat, bahkan isu utamanya ialah penggantian Kapolri. Namun, Prabowo tetap mempertahankannya, ini sulit dijawab,” ujarnya.

Dari ‘Gerbong Jokowi’ ke ‘Wagon Gerindra’

Ray menyimpulkan reshuffle kali ini menunjukkan arah perubahan politik di kabinet Prabowo, dengan empat dari lima menteri yang dicopot merupakan mantan menteri di era Presiden Jokowi.

“Dari 12 orang, kini tinggal delapan mantan menteri era Jokowi yang ada di kabinet Prabowo. Pergantian gerbong Jokowi nampaknya sedang berlangsung dan bergeser ke wagon Gerindra,” pungkas Ray.