JAKARTA, SINKAP.info – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah pada akhir perdagangan Selasa (9/9/2025), seiring sikap pelaku pasar yang cenderung menahan diri (wait and see) terhadap arah kebijakan Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa.
Dikutip dari Antara, IHSG ditutup turun 138,24 poin atau 1,78 persen ke level 7.628,61. Sementara itu, indeks LQ45 yang terdiri dari 45 saham unggulan juga terkoreksi 13,66 poin atau 1,74 persen ke posisi 769,93.
Dalam kajian riset Pilarmas Investindo Sekuritas disebutkan, pelaku pasar tengah menantikan arah kebijakan fiskal Purbaya, termasuk konsistensi komunikasi dengan otoritas moneter, untuk menjaga stabilitas pasar dan kepercayaan investor.
Dampak Reshuffle dan Penunjukan Menkeu Baru
Dari dalam negeri, pasar saham merespons reshuffle Kabinet Merah Putih yang menggantikan Sri Mulyani Indrawati dengan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan. Pelaku pasar berharap Purbaya mampu melanjutkan agenda reformasi struktural dan menjaga disiplin fiskal, demi mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Faktor Global: The Fed dan Inflasi Amerika
Secara global, perhatian investor juga tertuju pada potensi pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, pada pekan depan. Harapan tersebut muncul setelah laporan ketenagakerjaan AS menunjukkan pelemahan, yang dinilai membuka ruang bagi The Fed untuk mengambil langkah pelonggaran moneter.
Investor juga mencermati rilis data Producer Price Index (PPI) dan inflasi AS yang dijadwalkan keluar dalam pekan ini, sebagai petunjuk lanjutan arah kebijakan moneter AS ke depan.
Kekhawatiran Deflasi dari China dan Negosiasi Perdagangan
Dari kawasan Asia, pelaku pasar turut mewaspadai data inflasi dan harga produsen (PPI) Tiongkok periode Agustus 2025, di tengah kekhawatiran berlanjutnya tekanan deflasi. Sebelumnya, data Juli menunjukkan harga konsumen stagnan dan penurunan harga produsen berlanjut.
China juga mendorong percepatan penyelesaian pakta perdagangan bebas yang diperkuat dengan ASEAN, sebagai strategi menanggapi tarif dari AS dan memperluas akses pasar global.
IHSG Tertekan Sejak Pembukaan Hingga Penutupan
IHSG dibuka di zona merah dan terus bertahan di wilayah negatif hingga penutupan sesi kedua perdagangan. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, hanya dua sektor yang menguat yakni sektor transportasi dan logistik (naik 0,50%) serta barang konsumen non-primer (naik 0,49%).
Sementara itu, sembilan sektor lainnya melemah, dipimpin oleh sektor keuangan (-1,79%), infrastruktur (-1,76%), dan properti (-1,20%).
Saham Paling Aktif dan Transaksi Perdagangan
Saham-saham dengan kenaikan tertinggi di antaranya DOSS, KDTN, LION, NRCA, dan UANG, sedangkan saham yang mencatat penurunan terbesar adalah WOWS, MSKY, DEPO, WIIM, dan COCO.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.368.949 kali transaksi, dengan total volume perdagangan mencapai 39,66 miliar saham senilai Rp24,85 triliun. Dari keseluruhan saham yang diperdagangkan, 222 saham naik, 465 saham turun, dan 118 saham stagnan.
Bursa Asia Bervariasi
Pasar saham Asia menunjukkan pergerakan campuran. Indeks Nikkei melemah 0,41% ke 43.463,00, Shanghai turun 0,51% ke 3.807,71. Sementara itu, Hang Seng menguat 1,19% ke 25.938,45 dan Straits Times naik 0,25% ke 4.297,20.