Dr. Bakhrul Khair Amal Perkuat TEKAD 2025, Dorong Pemberdayaan Desa Berkelanjutan

NASIONAL37 Dilihat

JAKARTA, SINKAP.info Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) menggelar kegiatan peningkatan kapasitas fasilitator kabupaten dalam rangka mendukung Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) 2025. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 25 September 2025, di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa dan Daerah Tertinggal, Dr. H. M. Tabrani, M.Pd, didampingi oleh Direktur Produk Unggulan Desa dan Daerah Tertinggal, Dr. Mhd Ridha Haykal Amal, MH, M.Si.

Dalam sambutannya, Tabrani menekankan pentingnya peran fasilitator sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan program TEKAD di tingkat lokal. Menurutnya, fasilitator harus mampu mendorong transformasi ekonomi desa melalui penguatan tata kelola, pengembangan potensi lokal, dan peningkatan akses pasar serta pembiayaan.

“Program TEKAD bertujuan menggerakkan transformasi ekonomi desa secara menyeluruh. Fasilitator kabupaten memegang peran strategis dalam menerjemahkan gagasan program menjadi aksi nyata di lapangan,” ujar Tabrani.

Ia juga mengingatkan agar kegiatan ini tidak dianggap sebagai rutinitas semata, melainkan menjadi momen memperkuat semangat pengabdian dan komitmen dalam pendampingan masyarakat desa.

Dr. Bakhrul Khair Amal Sampaikan Materi Advokasi Pemberdayaan Desa

Dalam upaya memperkuat substansi pelatihan, Kemendesa PDTT menghadirkan (Assoc. Professor) Dr. Bakhrul Khair Amal, M.Si, akademisi dari Universitas Negeri Medan, sebagai narasumber utama. Ia menyampaikan materi bertema “Advokasi Pemberdayaan Desa”, yang menekankan pentingnya menjadikan masyarakat desa sebagai subjek utama dalam pembangunan.

Materi yang disampaikan menyoroti bahwa pemberdayaan bukan sekadar program teknis, melainkan paradigma pembangunan yang berpusat pada partisipasi dan kemandirian warga desa.

“Pemberdayaan bertujuan mengembalikan masyarakat sebagai ruang tumbuh pengalaman manusia, memenuhi kebutuhan dasar, dan membangun kesejahteraan berbasis komunitas,” jelas Dr. Bakhrul.

Paradigma pemberdayaan yang dikemukakannya berfokus pada tiga aspek utama:

  1. Pembangunan manusia dengan rakyat sebagai pusat;

  2. Peningkatan nilai tambah ekonomi, sosial, dan budaya melalui kreativitas lokal;

  3. Partisipasi berkelanjutan yang bersifat people centered, empowering, dan sustainable.

Dihadiri Fasilitator dari 25 Kabupaten

Kegiatan ini diikuti oleh 125 fasilitator kabupaten dari 25 kabupaten lokus program yang tersebar di 9 provinsi. Para peserta terdiri dari Koordinator Kabupaten, Fasilitator Monev, Fasilitator Pemasaran, Fasilitator Pengembangan Ekonomi, serta Fasilitator Tata Kelola Desa/Kelembagaan.

Selain narasumber utama, kegiatan ini juga dihadiri oleh pejabat tinggi pratama Kemendesa PDTT, advisor menteri, tenaga ahli, serta officer dan penanggung jawab kegiatan Program TEKAD.

Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa dan Daerah Tertinggal menyatakan bahwa pelatihan ini merupakan langkah penting dalam mencetak fasilitator yang andal. Mereka diharapkan dapat mendampingi pemerintah desa, kader, dan masyarakat dalam mengelola potensi lokal serta memanfaatkan dana desa secara optimal.

Program TEKAD 2025 juga diselaraskan dengan RPJMN 2024–2029 dan mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya pada cita ke-6: membangun Indonesia dari desa.

Harapan Mendorong Kemandirian dan Inovasi Desa

Kehadiran Dr. Bakhrul Khair Amal sebagai narasumber nasional diharapkan mampu memperluas wawasan peserta dalam memahami konsep pemberdayaan berbasis komunitas. Dengan pendekatan akademik dan pengalaman lapangan yang kuat, para fasilitator didorong menjadi motor penggerak pembangunan desa yang mandiri, inovatif, dan berkelanjutan.