Kung Fu Robot Tunjukkan Taji: China Gelar Turnamen Pertarungan Humanoid Perdana

GLOBAL, TEKNOLOGI276 Dilihat

HANGZHOU, SINKAP.infoChina Media Group (CMG) resmi meluncurkan kejuaraan pertarungan robot humanoid pertama di dunia di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, pada Minggu (25/5). Acara bertajuk Mech Combat Arena Competition ini menjadi bagian dari World Robot Competition Series, dan menandai langkah besar Tiongkok dalam pengembangan teknologi robotika humanoid.

Dalam kompetisi ini, robot-robot berteknologi tinggi menunjukkan kemampuan bertarung layaknya manusia, termasuk gerakan jab, uppercut, hingga tendangan, yang seluruhnya dihasilkan melalui pelatihan berbasis data gerak manusia.

Belajar dari “Shifu” Manusia

Robot-robot yang tampil dilatih menggunakan teknologi motion capture, dengan melibatkan petarung profesional untuk merekam data pergerakan tubuh saat melakukan manuver bela diri. Data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sistem kecerdasan buatan (AI) yang mengendalikan robot, dan diuji secara berulang untuk memastikan keseimbangan serta kelincahan dalam skenario intens.

“Ini adalah demonstrasi luar biasa dari stabilitas dan koordinasi robot dalam kondisi tekanan tinggi,” ujar Liu Tai, Wakil Kepala Insinyur di China Academy of Information and Communications Technology.

Ia menilai ajang ini sebagai pencapaian penting dalam menjembatani riset ilmiah dan penerapan industri.

Daya Tarik Global

Pertandingan ini tidak hanya menyita perhatian publik Tiongkok, tetapi juga mendapat sambutan hangat dari pemirsa global. Media di Taiwan menyebutnya sebagai “sains fiksi yang menjadi kenyataan”, sementara penonton internasional membanjiri saluran YouTube CGTN dengan komentar positif. Banyak yang memprediksi kompetisi ini akan berkembang menjadi cabang olahraga baru di masa depan.

“Fakta bahwa mereka bisa mengintegrasikan tendangan dan membuatnya terlihat alami sangat mengesankan,” tulis seorang pengguna.

Aplikasi Nyata Teknologi

Kompetisi ini menyusul prestasi sebelumnya, seperti maraton robot humanoid pertama di Beijing pada April lalu, di mana robot Tiangong Ultra berhasil menyelesaikan setengah maraton sejauh 21 kilometer dalam waktu kurang dari tiga jam.

Menurut insinyur Cheng Xuemei, teknologi di balik aksi-aksi ini berpotensi besar dalam berbagai bidang, mulai dari perawatan lansia, operasi di lingkungan berbahaya, hingga otomatisasi industri.

Pemerintah Provinsi Zhejiang sendiri menegaskan komitmennya terhadap pengembangan industri robotika humanoid, dengan mengimplementasikan rencana aksi 2024 untuk mendorong kolaborasi lintas sektor.

Dengan target produksi lebih dari 10.000 unit robot humanoid pada akhir 2025, Tiongkok diperkirakan akan menguasai lebih dari 50% pasar global, menjadikan negara ini pemimpin utama dalam revolusi teknologi robotika masa depan.