Membangun Demokrasi Damai, Suara Kaum Muda dalam Pilkada Sumut 2024

Pematangsiantar1710 Dilihat

PEMATANGSIANTAR, SINKAP.info – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Sumatera Utara semakin dekat. Dengan tanggal 27 November 2024 yang tinggal menghitung hari, perhatian publik terfokus pada dua tokoh utama yang disebut-sebut akan bersaing ketat: Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution. Keduanya memiliki elektabilitas yang tinggi, dengan dukungan yang kuat dari berbagai kalangan, termasuk di antaranya adalah generasi muda yang menjadi penentu dalam kontestasi politik kali ini.

Bill Fatah Nasution, seorang tokoh muda yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Demisoner Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Pematang Siantar serta Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) Sumatera Utara, menyampaikan pandangannya mengenai atmosfer politik yang memanas jelang Pilkada Sumut. Menurutnya, perdebatan yang semakin sengit di media sosial menunjukkan betapa pentingnya peran kaum muda dalam proses demokrasi ini.

“Pilkada harus berjalan dengan damai dan santun. Perbedaan pilihan adalah sesuatu yang wajar. Siapapun yang nantinya menang, itu adalah amanat dari rakyat Sumatera Utara,” ujar Bill kepada SINKAP.info di sebuah warung kopi kota pematangsiantar Senin (12/8).

Bill Fatah menekankan pentingnya sikap dewasa dalam menyikapi perbedaan, terutama di kalangan generasi muda yang memiliki peran strategis dalam menentukan masa depan daerah ini.

Bill juga mencermati kecenderungan pilihan di kalangan generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial, yang menurutnya lebih condong kepada Edy Rahmayadi. Ia melihat bahwa Edy, dengan latar belakangnya yang tegas dan program-programnya yang berhasil, mampu menarik perhatian kaum muda. Salah satu program yang disorot oleh Bill adalah proyek multi-year dalam perbaikan jalan, yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama di daerah seperti Siantar dan Simalungun.

Namun, tak bisa dipungkiri bahwa perdebatan juga menyelimuti pilihan lain, seperti yang diungkapkan oleh Ade Jona Prasetyo dan Bona Uli Rajagukguk di media sosial. Ade Jona, yang mendukung Bobby Nasution, menilai bahwa kaum muda lebih memilih Bobby. Namun, Bill Fatah Nasution menganggap pandangan tersebut keliru. Menurutnya, Bobby Nasution belum menunjukkan keberhasilan yang signifikan dalam membangun Kota Medan, dengan banyaknya proyek yang mangkrak seperti Tanah Lapang Merdeka dan Stadion Teladan. “Kami melihat bagaimana Bobby gagal membangun Medan. Banyak proyek yang mangkrak dan permasalahan yang tidak terselesaikan,” tegas Bill.

Ia juga menyinggung pernyataan Bona Uli Rajagukguk, yang mempertanyakan apa yang sudah dilakukan oleh Edy Rahmayadi dalam lima tahun terakhir. Bill dengan tegas menanggapi bahwa banyak jalan provinsi di Sumut yang sudah diperbaiki, termasuk di Simalungun, serta bantuan rehabilitasi rumah ibadah yang dilakukan selama masa kepemimpinan Edy.

Tak hanya itu, Bill juga menyoroti peran Bona Uli sebagai anggota DPRD Simalungun yang menurutnya kurang terlihat dalam membangun daerah. “Kami bertanya-tanya, apa saja yang sudah diperbuat oleh Bang Bona dalam membangun Simalungun, khususnya di dapilnya?” kata Bill, sambil mengajak Bona untuk lebih fokus pada tanggung jawabnya sebagai wakil rakyat di daerahnya.

Dalam pandangan Bill, kaum muda harus lebih terlibat aktif dalam proses Pilkada ini. Ia mengajak generasi muda untuk tidak menjadi objek politik semata, melainkan subjek yang berdaya dan cerdas dalam menentukan pilihan. “Kaum muda sudah lebih cerdas. Kita harus memilih pemimpin yang benar-benar berperan dalam membangun Sumatera Utara, bukan yang otoriter dan membungkam suara kritis,” ungkapnya.

Bill juga menegaskan bahwa suara kaum muda adalah penuntun perubahan yang akan menentukan arah masa depan Sumatera Utara. Ia mengajak seluruh generasi muda untuk berani menyuarakan kebenaran dan mengambil peran aktif dalam Pilkada ini. “Kita akan buktikan bahwa suara kaum muda adalah penentu perubahan di Sumatera Utara,” pungkas Bill.

Dalam konteks ini, Pilkada Sumatera Utara bukan hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga soal membangun demokrasi yang sehat, di mana perbedaan dihormati dan suara rakyat menjadi penentu. Semoga perhelatan demokrasi ini berjalan dengan damai, menghasilkan pemimpin yang amanah, dan membawa Sumatera Utara menuju masa depan yang lebih baik.

SINKAP.info | Laporan : Faisal