Kekhawatiran Penipuan di Asia Pasifik Meningkat, Bisnis Merasa Terancam

GALERI932 Dilihat

SINGAPURA, SINKAP.infoRiset terbaru yang dilakukan oleh GBG, pakar terkemuka dalam identitas dan lokasi global, mengungkapkan bahwa hampir semua bisnis di Asia Pasifik khawatir dengan penipuan yang semakin terorganisir dan meluas. Laporan Penipuan Global 2024 dari GBG, yang mencakup survei terhadap bisnis di Australia, Selandia Baru, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Filipina, menemukan bahwa 70% profesional pencegahan penipuan mengalami peningkatan upaya penipuan dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan EMEA (55%) dan Amerika Serikat (48%).

Dalam hal risiko keuangan, 11% responden melaporkan bahwa nilai rata-rata transaksi dari upaya penipuan di organisasi mereka berkisar antara US$35.000 hingga US$50.000. Kekhawatiran ini diperkuat oleh evolusi teknologi Generative AI (GenAI), yang diakui oleh 35% responden di Asia Pasifik sebagai ancaman terbesar dalam verifikasi identitas dan penipuan keuangan dalam tiga sampai lima tahun mendatang.

Teknologi dan Tantangan dalam Pencegahan Penipuan
Hampir seperlima (19%) profesional pencegahan penipuan merasa tidak diperlengkapi dengan teknologi yang tepat untuk melawan penipuan yang semakin canggih. Selain itu, 28% merasa kesulitan dalam memahami tren penipuan terkini, dan 27% menemukan tantangan dalam mengidentifikasi dan menghentikan penipuan pada saat nasabah baru bergabung, sambil tetap menjaga proses yang lancar.

Kolaborasi Lintas Sektor dan Realitas
Sebagian besar profesional pencegahan penipuan setuju bahwa kolaborasi dan berbagi informasi identitas lintas sektor dapat menjadi pembeda strategis dalam melawan penipuan. Meskipun 81% responden sudah terlibat dalam konsorsium informasi identitas, hanya kurang dari setengah yang aktif berpartisipasi dalam forum industri, berinvestasi dalam solusi teknologi untuk pertukaran data yang aman, atau bermitra dengan lembaga penegak hukum.

Kesejahteraan Profesional Pencegahan Penipuan

Seluruh responden melaporkan bahwa mereka mengalami kurang tidur karena ancaman penipuan terhadap organisasi mereka. Verifikasi identitas dan kurangnya sumber daya yang memadai menjadi tantangan utama yang mereka hadapi. Kondisi ini turut memengaruhi kesejahteraan mental, dengan hampir tiga perempat (70%) profesional pencegahan penipuan menjadi korban penipuan itu sendiri.

Carol Chris, Manajer Umum Asia Pasifik di GBG, menyatakan, “Laporan kami menggambarkan situasi yang mengkhawatirkan dalam lanskap penipuan di Asia Pasifik. Kolaborasi lintas industri sangat penting untuk memberantas penipuan, dan kami mendesak para pelaku usaha untuk bekerja sama demi melindungi organisasi serta mendukung para profesional pencegahan penipuan.”

Tentang Riset

Riset ini dilakukan oleh Censuswide melalui survei daring terhadap 520 CXO, Wakil Presiden, direktur, dan manajer yang berperan dalam risiko/penipuan, pengoperasian, dan kepatuhan, pada 16-24 Mei 2024. Survei mencakup berbagai sektor seperti layanan keuangan, asuransi, teknologi keuangan, perbankan, pinjaman, telekomunikasi, perdagangan elektronik, permainan, dan pertaruhan.

Untuk informasi lebih lanjut dan mengunduh Laporan Penipuan Global selengkapnya, kunjungi [tautan ini](https://hubs.ly/Q02HVSYq0).