TEBING TINGGI, SINKAP.info – Penjabat (Pj) Wali Kota Tebing Tinggi Muhammad Dimiyathi, S.Sos, M.TP menyampaikan Isu Strategis Penanganan Banjir di Kota Tebing Tinggi di Sidang II Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Wilayah Sungai Belawan, Ular, Padang, Senin (05/09) di JW Marriott Hotel Medan yang berlangsung selama 3 hari.
Dalam pemaparannya Muhammad Dimiyathi menyampaikan berbagai penelitian dan upaya yang telah dilakukan dalam penaggulangan banjir di Tebing Tinggi, seperti bronjong, tanggul dan bangunan bendungan. Namun hal tersebut belum juga bisa menanggulangi banjir di kota itu. ” Kalau kemarin kita lihat bersama TKPSDA dan BWS Sumatera II serta langsung menelusuri sungai, yang menjadi masalah sebenarnya sedimentasi atau terjadinya pendangkalan sungai,” kata Dimiyathi.
Lanjut Dimiyathi, hal-hal lain yang menyebabkan banjir disebabkan banjir kiriman yang datang dari daerah Simalungun, sederas dan selama apapun hujan di Tebing Tinggi, kalau tidak hujan di daerah pegunungan Simalungun, Tebing Tinggi itu tidak pernah banjir, jadi oleh karena itu, dua faktor tadi adalah penyebab banjir di Tebing Tinggi.
Tak hanya itu saja, faktor kelalaian juga menjadi penyebabnya. Terjadinya penyempitan di muara-muara sungai, sehingga air tidak bisa cepat mengalir., dibangunnya Bendung Gerak Bajayu ada manfaatnya yakni hanya mengurangi banjir di Tebing Tinggi, dan berharap dilakukannya sodetan Sungai Bahilang sebagai salah satu upaya penanggulangan banjir, akibat nya banjirnya itu menggenangi 3/4 Kota termasuk 5 kecamatan dan belum ada kajian
“Ini sudah ada kajian, di BWS juga sudah ada, namun jika Tebing Tinggi dan BWS saja yang bekerja tidak mungkin bisa dilakukan, jika tidak melibatkan pemerintah Provinsi, BUMN dan Pemkab Serdang Bedagai. Karena Sungai Bahilang ini melintasi Serdang Bedagai, Tebing Tinggi dan area PTPN,” ungkap Dimiyathi.
Suharsono yang juga salah satu Tim TKPSDA mengatakan memang perlu dilakukan sedimentasi yang sangat tinggi dan perbaikan kekuatan tanggul, khususnya pada Sungai Bahilang yang melintasi Jantung Kota Tebing Tinggi. Perlu kerjasama dan kolaborasi antara kedua daerah (Tebing Tinggi dan Serdang Bedagai) juga bersama Kabupaten yang dihulu, yakni Simalungun. Sebab menurutnya, Kota Tebing Tinggi secara administrasi dikelilingi Kabupaten Serdang Bedagai.
“Ini menjadi perhatian besar bagi kita, bagaimana menjadikan satu forum agar mereka semua bisa kerjasama dan sama-sama bekerja untuk mengatasi banjir, bukan hanya di Kota Tebing Tinggi, tetapi juga di Kabupaten Serdang Bedagai yang terkena imbasnya,” ujar Suharsono.
Rencana penanganan banjir di Kota Tebing Tinggi oleh Pemerintah Kota adalah, penataan ruang pada kawasan daerah aliran sungai dengan konsep Waterpront City, pembangunan infrastruktur pengendali banjir pada sungai, normalisasi sungai, pembangunan sodetan Sungai Bahilang menuju Sungai Sigiling, pembangunan kolam retensi dan biopori, penataan drainase perkotaan, serta pembangunan Early Warning Systim Bencana Banjir. Untuk hasil dan keputusan diskusi Sidang II TKPSDA Wilayah Sungai Belawan, Ular, Padang ini nantinya akan direkomendasikan ke Kementerian PUPR.
SINKAP.info | Laporan: Saptha Nugraha Isa