JAKARTA, SINKAP.info — Laporan World Wildlife Fund (WWF) mengungkap bahwa sekitar 15 miliar pohon ditebang setiap tahun di seluruh dunia. Brasil dan Republik Demokratik Kongo (DR Kongo) menjadi negara yang paling banyak kehilangan hutan primernya. Indonesia berada di peringkat berikutnya dengan kehilangan hutan primer mencapai 230 ribu hektare per tahun.
Menurut data Statista 2022, Brasil kehilangan 1,7 juta hektare hutan primer, DR Kongo 512 ribu hektare, dan Bolivia 385,6 ribu hektare. WWF menegaskan bahwa penyebab utama deforestasi adalah aktivitas manusia, mulai dari alih lahan untuk pertanian, perkebunan kelapa sawit, hingga peternakan, demi memenuhi permintaan global akan daging, minyak sawit, dan produk lainnya.
Hutan memiliki peran penting sebagai penyerap karbon, mampu menyerap hingga 16 miliar metrik ton karbon dioksida per tahun, serta menyimpan 861 gigaton karbon di cabang, daun, akar, dan tanah. Kehilangan hutan berkontribusi terhadap perubahan iklim global, memperparah banjir, dan tanah longsor karena hilangnya tutupan lahan.
Deforestasi di Indonesia
Di Indonesia, deforestasi terkait aktivitas pertambangan dan perkebunan kelapa sawit. Penelitian “A pantropical assessment of deforestation caused by industrial mining” yang diterbitkan di PNAS 2022 menunjukkan Indonesia menyumbang 58,2% deforestasi hutan tropis terkait pertambangan dari 26 negara yang dianalisis. Pada periode 2000–2019, sekitar 3.264 km² hutan tropis dibabat untuk pertambangan.
Selain pertambangan, perkebunan kelapa sawit menjadi penyebab utama deforestasi antara 2001–2016, dengan 23% deforestasi nasional. Pulau Sumatera dan Kalimantan menjadi wilayah terdampak terbesar, masing-masing 47% dan 40% dari deforestasi nasional, menurut studi yang diterbitkan di IOP Science 2019.
Penelitian dari Harvard University menyoroti penurunan kemampuan pepohonan di Kalimantan menyimpan karbon, khususnya di area yang berbatasan dengan perkebunan sawit. Elsa Ordway dan timnya menekankan bahwa permintaan minyak sawit menjadi pendorong utama kerusakan hutan hujan di Indonesia dan Malaysia.
Dampak Deforestasi
Deforestasi tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga mengancam keanekaragaman hayati, masyarakat adat, serta satwa dan tumbuhan. Hutan merupakan rumah bagi lebih dari 80% spesies darat, dan kerusakan cepat mengakibatkan penurunan keanekaragaman hayati yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Meski begitu, laporan World Resources Institute (WRI) menunjukkan bahwa Indonesia berhasil menurunkan tingkat deforestasi hingga 65% dalam satu dekade terakhir.
WWF dan Earth.org menekankan pentingnya kesadaran individu untuk mengurangi dampak deforestasi, termasuk dengan menjaga lingkungan sekitar, mengurangi konsumsi daging, mendaur ulang produk, dan memilih produk ramah lingkungan. Pemerintah dan masyarakat diharapkan terus mengawasi kebijakan dan kondisi hutan untuk menjaga keseimbangan ekosistem global.







