Diduga Dibully, Siswa SD di Inhu Meninggal Akibat Infeksi Usus Buntu

Pekanbaru584 Dilihat

PEKANBARU, SINKAP.info – Misteri kematian seorang siswa kelas 2 sekolah dasar di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, mulai terungkap. Hasil autopsi yang dilakukan oleh Tim Forensik Polda Riau menunjukkan bahwa bocah laki-laki berusia 8 tahun itu meninggal akibat infeksi sistemik akut yang dipicu oleh pecahnya usus buntu (appendiks).

Autopsi dilakukan oleh Tim Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau, dipimpin oleh AKBP Supriyanto bersama dr. Muhammad Tagar Indrayana. Pemeriksaan luar dan dalam pada jenazah korban menunjukkan adanya luka-luka memar di beberapa bagian tubuh.

“Kami menemukan memar pada daerah perut dan paha, serta resapan darah di jaringan lemak perut sebelah kiri. Luka tersebut diduga akibat benturan benda tumpul,” ujar Direktur Reskrimum Polda Riau, Kombes Asep Darmawan, dalam keterangan pers, Rabu (4/6/2025).

Meski demikian, Asep menegaskan bahwa penyebab utama kematian adalah infeksi sistemik akibat pecahnya usus buntu, bukan karena luka memar tersebut.

Luka Luar Masih Didalami, Dugaan Kekerasan Belum Dapat Dipastikan

Tim penyidik Polres Indragiri Hulu masih melakukan pendalaman terhadap luka-luka di tubuh korban. Kasat Reskrim Polres Inhu, AKP Arthur, memimpin penyelidikan untuk mengetahui apakah luka memar itu berkaitan dengan dugaan kekerasan fisik atau insiden lain yang memperparah kondisi korban.

“Beberapa memar memang ditemukan, namun belum ada indikasi kuat bahwa luka-luka itu menjadi penyebab pecahnya usus buntu atau secara langsung menyebabkan kematian,” jelas AKBP Supriyanto.

Latar Belakang Kasus: Dugaan Perundungan di Sekolah

Diketahui, korban merupakan siswa salah satu SD Negeri di Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu. Ia meninggal dunia pada Senin, 26 Mei 2025, sekitar pukul 02.00 WIB di rumahnya, lima hari setelah diduga mengalami perundungan oleh sejumlah teman sekolahnya.

Pihak keluarga telah melaporkan dugaan bullying tersebut ke Polres Inhu. Laporan itu kini menjadi bagian dari penyelidikan, bersamaan dengan temuan hasil autopsi.

Polisi Masih Kumpulkan Bukti dan Keterangan Saksi

Hingga kini, pihak kepolisian masih mengumpulkan bukti dan meminta keterangan dari sejumlah saksi, termasuk pihak sekolah dan teman-teman korban. Penyelidikan dilakukan untuk memastikan apakah ada unsur pidana yang terkait dengan dugaan perundungan yang dialami korban.