Krisis Air Global Tak Kenal Batas, Malaysia Pimpin Seruan Kolaborasi Internasional di Paris

GLOBAL243 Dilihat

PARIS, SINKAP.info — Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Sri Haji Fadillah Haji Yusof, menyerukan kerja sama global yang lebih erat dalam menghadapi krisis air dunia yang kian mendesak. Dalam pidatonya pada pembukaan Global Water Summit 2025 di Paris, Selasa (13/5), ia menegaskan bahwa krisis air merupakan tantangan lintas batas yang membutuhkan tindakan kolektif dan terkoordinasi.

“Air, sebagai sumber kehidupan, menyatukan kita dalam tanggung jawab bersama. Krisis air global yang melampaui batas negara dan tingkat ekonomi memerlukan kolaborasi segera,” ujar Dato’ Sri Fadillah dalam sesi pembukaan bertema Delivering the Economics of Water.

Sebagai Menteri Transisi Energi dan Transformasi Air (PETRA), Fadillah membagikan pengalaman Malaysia dalam mengelola sumber daya air secara berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya reformasi kebijakan yang telah mentransformasi pengelolaan air dari sistem terfragmentasi antarnegara bagian menjadi pendekatan federal yang lebih terpadu.

Agenda Transformasi Sektor Air Malaysia 2040

Beberapa inisiatif utama yang disoroti dalam presentasi Malaysia meliputi:

  • Perubahan Perspektif terhadap Air: Malaysia mendorong pengakuan terhadap air sebagai sumber daya terbatas dan berharga, melalui sistem manajemen air pintar serta program matching grant untuk menurunkan tingkat kehilangan air (non-revenue water/NRW).

  • Kolaborasi dengan Sektor Swasta: Pemerintah membuka peluang investasi swasta dalam inovasi pengelolaan air, inisiatif hijau, dan energi alternatif.

  • Kesiapsiagaan Iklim: Malaysia meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim melalui penguatan sistem peringatan banjir, pemodelan data, dan perencanaan skenario untuk menghadapi cuaca ekstrem.

MENARIK DIBACA:  Boyband J-pop Timelesz Umumkan Anggota Baru Setelah Audisi Besar

Dato’ Sri Fadillah juga mengajak para inovator global untuk bekerja sama dalam mengembangkan teknologi air generasi berikutnya, serta menegaskan komitmen Malaysia dalam memperkuat kerja sama regional, khususnya di ASEAN.

IWK: Pemulihan Sumber Daya Jadi Kebutuhan Strategis

Dalam forum terpisah, CEO Indah Water Konsortium (IWK) Sdn Bhd, Narendran Maniam, menyatakan bahwa pemulihan sumber daya kini menjadi kebijakan wajib, bukan lagi sekadar pilihan. Menurutnya, tekanan ekonomi dan ekologi telah mendorong transformasi ini.

MENARIK DIBACA:  Kilau Berlian Alam dan Cinta Ibu Bersinar di LANDMARK Hong Kong

Narendran menyoroti tiga pendorong utama di balik strategi IWK:

  1. Komitmen terhadap Keberlanjutan Lingkungan: Mengurangi emisi, meminimalkan limbah, dan menciptakan dampak positif.

  2. Mengubah Lanskap Utilitas: IWK berambisi menjadi “keran kedua” nasional melalui pasokan air hasil daur ulang untuk mendukung industri pusat data.

  3. Nilai Ekonomi dan Keberlanjutan Finansial: Kolaborasi terbuka dijalankan melalui tender transparan dan proses uji tuntas yang ketat.

“Pesan kami sederhana: hadirkan nilai dalam ekosistem. Pintu kolaborasi terbuka bagi semua pihak,” kata Narendran dalam diskusi bertajuk Delivering the Capex Surge.

Tentang Indah Water Konsortium (IWK)

Indah Water Konsortium Sdn Bhd adalah perusahaan layanan pengelolaan air limbah nasional milik penuh Menteri Keuangan (Diperbadankan). IWK mengoperasikan lebih dari 9.000 instalasi pengolahan air limbah dan 22.000 km jaringan pipa, melayani sekitar 32 juta penduduk.

IWK juga aktif dalam program pembangunan kapasitas melalui kemitraan internasional bersama UN Habitat dan Asian Development Bank (ADB), dengan proyek di Indonesia dan Filipina.