Ekonomi Riau Tumbuh 4,65% di Kuartal I-2025, Sektor Nonmigas Makin Dominan

Pekanbaru836 Dilihat

PEKANBARU, SINKAP.info – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Provinsi Riau pada triwulan I-2025 tumbuh sebesar 4,65% secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan ini terutama didorong oleh kinerja ekspor luar negeri dan sektor kelistrikan yang mengalami lonjakan signifikan.

Secara nilai, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Riau mencapai Rp293,41 triliun atas dasar harga berlaku dan Rp145,34 triliun atas dasar harga konstan 2010.

Kepala BPS Riau, Asep Riyadi, menjelaskan bahwa dari sisi produksi, lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 15,04%. Sedangkan dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Luar Negeri tumbuh sebesar 14,98%.

“Pertumbuhan ini menunjukkan peran penting sektor energi dan perdagangan luar negeri dalam menopang perekonomian Riau, khususnya di tengah dinamika ekonomi global,” ujar Asep dalam konferensi pers, Senin (6/5/2025).

Namun secara kuartalan (quarter-to-quarter), ekonomi Riau mengalami kontraksi sebesar 0,29% dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya sektor Transportasi dan Pergudangan yang terkontraksi hingga 12,70%, serta turunnya Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 19,88%.

Menariknya, apabila sektor minyak dan gas bumi (migas) dikeluarkan dari perhitungan, pertumbuhan ekonomi Riau tercatat lebih tinggi, yaitu 5,59% yoy. Angka ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tumbuh 3,95%.

“Tanpa migas, pertumbuhan ekonomi Riau justru menunjukkan tren yang lebih sehat dan inklusif, karena ditopang sektor-sektor non-ekstraktif,” tambah Asep.

Secara spasial, Riau berkontribusi sebesar 5,16% terhadap perekonomian nasional pada triwulan I-2025. Provinsi ini berada di peringkat keenam sebagai penyumbang PDRB terbesar secara nasional, dan menduduki posisi kedua tertinggi di luar Pulau Jawa.

Capaian tersebut memperkuat posisi strategis Riau sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Sumatera, sekaligus menegaskan potensi besar sektor nonmigas dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah