MERANTI, SINKAP.info — Pemerintah pusat menetapkan Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai salah satu lokasi pengembangan dan perluasan perkebunan kelapa di Provinsi Riau. Program ini merupakan bagian dari rencana pengembangan nasional yang tahap awalnya mulai dilaksanakan pada 2025 dan berlanjut hingga 2026.
Dalam program tersebut, enam kecamatan di Kabupaten Kepulauan Meranti masuk dalam skala prioritas berdasarkan usulan kelompok tani yang diajukan oleh pemerintah daerah. Keenam kecamatan itu meliputi Tasikputri Puyu, Rangsang, Rangsang Pesisir, Tebingtinggi Timur, Tebingtinggi Barat, dan Kecamatan Merbau.
Untuk mendukung pelaksanaan program, sebanyak 143.000 benih kelapa dipersiapkan melalui metode penangkaran. Benih tersebut akan disalurkan kepada 54 kelompok tani pengusul yang mengelola lahan produktif dengan total luas lebih dari 3.165 hektare.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Meranti, Ifwandi, melalui jajarannya Jony, menjelaskan bahwa dari total lahan yang diusulkan terdapat dua kategori kawasan, yakni areal penggunaan lain (APL) dan non-APL.
“Total luas lahan yang diusulkan mencapai 3.165 hektare, dengan rincian 1.899 hektare berada di APL dan 1.266 hektare di luar APL,” ujar Jony kepada Riaupos.co, Sabtu (13/12/2025).
Ia menambahkan, penetapan lokasi yang masuk dalam skala prioritas sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat. Saat ini, program masih berada pada tahap penangkaran benih oleh penyedia, sementara penanaman direncanakan mulai Juni 2026 mendatang.
“Program ini dilaksanakan langsung oleh Kementerian Pertanian, mulai dari pengadaan hingga proses tanam. Pemerintah daerah berperan mengusulkan,” jelasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Supriadi, membenarkan adanya alokasi bantuan bibit kelapa tersebut. Untuk Kabupaten Kepulauan Meranti, bantuan yang disiapkan sebanyak 143.000 batang dengan nilai kontrak sebesar Rp2.037.750.000. Adapun Kabupaten Indragiri Hilir menerima alokasi 352.000 batang dengan nilai kontrak Rp5.016.000.000.
“Jumlah tersebut belum termasuk stok cadangan sebesar 30 persen dari nilai kontrak. Jika digabungkan, total bantuan bibit kelapa mencapai sekitar 600 ribu batang,” ungkap Supriadi.
Ia berharap bantuan tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat untuk meremajakan kebun kelapa yang sudah tua dan tidak lagi produktif. Menurutnya, banyak kebun kelapa rakyat di Riau yang mengalami kerusakan dan penurunan produksi.
“Dengan bantuan bibit ini, diharapkan kebun kelapa masyarakat kembali produktif,” ujarnya.
Diketahui, Provinsi Riau, khususnya Kabupaten Indragiri Hilir, merupakan salah satu sentra penghasil kelapa terbesar di Indonesia. Di daerah tersebut, luas perkebunan kelapa mencapai sekitar 430 ribu hektare dengan produksi sekitar 300 ribu ton kopra per hari.







