Konferensi Internasional NWI: Perempuan UMKM Kunci Pertumbuhan Ekonomi dan SDGs Berkelanjutan

Ekonomi, NASIONAL123 Dilihat

JAKARTA, SINKAP.info – Nuraa Women’s Institute (NWI) menggelar Konferensi Internasional bertema “Peran Perempuan dalam Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Berkelanjutan” pada Sabtu, 11 Oktober 2025, di Hotel Le Meridien, Jakarta. Kegiatan ini menjadi penyelenggaraan kedua yang diinisiasi oleh lembaga tersebut.

Konferensi ini bertujuan untuk menggali peran strategis perempuan dalam sektor UMKM sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus bagian dari upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Presiden NWI, Dr. Nurhayati Ali Assegaf, menyatakan bahwa sektor UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia dan partisipasi aktif perempuan di dalamnya sangat penting untuk menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

“Pemberdayaan UMKM perempuan berarti mempercepat agenda SDGs, khususnya di bidang ekonomi dan sosial,” ujar Nurhayati saat memberikan keterangan pers pada Senin (13/10/2025).

MENARIK DIBACA:  VinFast Tawarkan Langganan Baterai Hemat Rp113 Juta Semua Model Indonesia

Fokus Tiga Isu Utama

Konferensi ini membahas tiga isu utama yang relevan dengan pemberdayaan perempuan dalam dunia usaha. Pertama, praktik bisnis berkelanjutan dan akses keuangan bagi perempuan pengusaha yang berkaitan dengan SDG 1 (Tanpa Kemiskinan), SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), dan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).

Kedua, inovasi dan teknologi untuk perempuan pengusaha (SDG 4, SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dan SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur). Ketiga, pengembangan kebijakan dan regulasi pendukung bagi perempuan dalam usaha (SDG 5: Kesetaraan Gender dan SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh).

Partisipasi Beragam dan Rekomendasi Strategis

Konferensi ini dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan, termasuk pelaku UMKM, akademisi, mahasiswa, perwakilan pemerintah, sektor perbankan, serta pembicara internasional. Kehadiran mereka diharapkan dapat membuka ruang dialog produktif serta memperkuat jaringan perempuan pengusaha di tingkat global.

MENARIK DIBACA:  Menteri ATR Nusron Wahid Klarifikasi dan Minta Maaf soal Isu Tanah Negara

Dalam sesi penutup, konferensi menghasilkan sejumlah rekomendasi penting, di antaranya:

  • Pemerintah diminta menyediakan kerangka kebijakan dan regulasi yang lebih inklusif bagi UMKM perempuan.

  • Sektor swasta didorong untuk aktif bermitra dalam pelatihan, pendampingan, dan pengembangan kapasitas.

  • Akses pasar dan peluang pengadaan bagi UMKM perempuan perlu diperluas melalui kolaborasi lintas sektor.

  • Lembaga internasional dan organisasi masyarakat diharapkan terus mendukung pelatihan dan pendidikan kewirausahaan bagi perempuan.

Harapan ke Depan

Nurhayati berharap konferensi ini dapat menjadi forum kolaboratif antarpemangku kepentingan untuk berbagi strategi, pengalaman, dan inovasi dalam penguatan UMKM perempuan.

“Jakarta dipilih karena strategis sebagai pusat pertukaran ide dan kolaborasi. Kami ingin menjadikan konferensi ini sebagai kontribusi nyata untuk memperkuat peran perempuan dalam mendorong ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” tutupnya.