Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.391, Tertekan Data dan Tarif Baru AS

Ekonomi67 Dilihat

JAKARTA, SINKAP.info — Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu (6/8) dibuka melemah tipis sebesar 1 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.391 per dolar Amerika Serikat (AS), dari posisi sebelumnya Rp16.390 per dolar AS.

Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah hari ini dipengaruhi oleh data pertumbuhan sektor jasa atau non-manufaktur Amerika Serikat (AS) yang tetap positif pada Juli 2025.

“Data Institute of Supply Management (ISM) dan S&P Global yang dirilis semalam menunjukkan ekspansi di sektor non-manufaktur AS,” ujar Ariston di Jakarta, Rabu.

Menurut data tersebut, indeks ISM non-manufaktur prices mencapai 69,9, melampaui perkiraan 66,5. ISM non-manufaktur Purchasing Managers Index (PMI) tercatat 50,1 dari dugaan 51,5. Sedangkan S&P Global Services PMI berada di angka 55,7 dan S&P Global Composite PMI sebesar 55,1, keduanya lebih tinggi dari ekspektasi pasar.

Ariston mengatakan capaian data ini menunjukkan ketahanan ekonomi AS meski menghadapi tekanan kenaikan tarif dagang.

“Hasil tersebut berpotensi mendorong penguatan dolar AS hari ini,” jelasnya.

Selain itu, rencana pemerintah AS untuk mengenakan tarif baru pada sektor cip dan produk farmasi juga memberikan sentimen bagi pasar. Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan rencana tarif hingga 250 persen untuk produk farmasi dalam beberapa tahun ke depan guna mendukung produk domestik. Selain itu, tarif baru untuk semikonduktor dan cip akan diumumkan pekan depan.

“Rencana tarif ini membuat investor mencari aset aman, sehingga dolar AS kembali diminati,” kata Ariston.

Terkait pergerakan rupiah hari ini, Ariston memperkirakan nilai tukar bisa melemah ke arah Rp16.500, dengan potensi support di sekitar Rp16.350.