KAIFENG, SINKAP.info — Kota Kaifeng, Tiongkok, menjadi pusat perhatian dunia internasional dalam perhelatan Shanghai Cooperation Organization (SCO) Media and Think Tank Summit yang digelar di Provinsi Henan. Delegasi dari lebih dari 20 negara dan wilayah, termasuk Rusia, Kazakhstan, Pakistan, Mesir, dan Nepal, berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dan mengunjungi kota kuno yang pernah menjadi ibu kota delapan dinasti.
Dengan tema “Menjunjung Semangat Shanghai untuk Membangun Rumah Bersama yang Indah”, summit ini menjadikan Kaifeng sebagai destinasi utama dalam memperkenalkan kebangkitan budaya dan harmoni sosial kepada tamu mancanegara.
Warisan Sejarah dan Budaya yang Hidup Kembali
Kaifeng, kota berusia lebih dari 4.100 tahun dan pusat pemerintahan Dinasti Song Utara selama 168 tahun (960–1127), dikenal sebagai salah satu kota metropolitan terbesar dunia pada masanya. Warisan kejayaannya kini dihidupkan kembali melalui berbagai atraksi budaya dan restorasi arsitektur.
Para tamu summit diajak mengunjungi Millennium City Park, taman budaya bertema Dinasti Song yang merekonstruksi adegan dari lukisan terkenal Along the River During Qingming Festival karya Zhang Zeduan. Lebih dari 200 bangunan bergaya Song, 800 aktor berpakaian tradisional, dan lebih dari 100 pertunjukan langsung menyuguhkan pengalaman otentik kehidupan kota kuno.
Taman ini juga memamerkan lebih dari 20 warisan budaya takbenda seperti bordir Bian, seni lukis Tahun Baru, porselen resmi Song, dan kesenian tradisional lainnya, memperlihatkan integrasi teknologi dengan pelestarian budaya.
Kekaguman Internasional dan Pesan Kemanusiaan
Nikita Kornev, Direktur Eksekutif Pusat Studi China dan Asia-Pasifik dari Ural Federal University, Rusia, mengungkapkan kekagumannya atas daya tarik budaya Kaifeng.
“Ini pertama kalinya saya ke Kaifeng. Rasanya seperti kembali ke masa kejayaan Dinasti Song,” ujarnya.
Selain Kaifeng, para delegasi juga mengunjungi Kabupaten Lankao, wilayah yang dikenal dengan kisah inspiratif pemimpin Jiao Yulu yang memimpin masyarakat menanggulangi badai pasir dengan menanam pohon paulownia. Kini, pohon-pohon itu tumbuh subur dan menopang industri alat musik tradisional, menjadikan sektor ini pilar ekonomi lokal.
Ahmed Hassan, Direktur Asia Center for Studies and Translation dari Mesir, menyebut bahwa upaya penghijauan dan pengentasan kemiskinan di Lankao memberikan inspirasi yang bisa diterapkan di negaranya.
Simfoni Masa Lalu dan Masa Depan
Kaifeng kini dikenal sebagai kota tempat sejarah dan modernitas berpadu. Dari suara kecapi Guzheng hingga aroma teh di gang-gang kuno, kota ini menawarkan perpaduan antara warisan budaya dan kemajuan ekonomi. Seiring perayaan budaya yang terus berkembang, Kaifeng membuktikan bahwa semangat dan identitas masa lalu tetap hidup dalam keseharian warganya dan menjadi jembatan menuju masa depan yang lebih inklusif dan harmonis.