Bedah Buku di Medan, Tokoh Karo Bahas Strategi Pelestarian Budaya Leluhur

Medan124 Dilihat

MEDAN, SINKAP.info — Dalam upaya memperkuat identitas budaya di tengah arus globalisasi, sejumlah akademisi dan tokoh masyarakat Karo akan menggelar acara bedah buku berjudul “Bangsa Karo dari Masa ke Masa dalam Dokumentasi Lukisan dan Foto”. Acara ini dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 6 September 2025, di Ballroom Hotel JW Marriott, Medan, mulai pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.

Bedah buku ini menghadirkan sejumlah pembedah terkemuka, yakni Barata Brahmana, Prof. Runtung Sitepu, Prof. Sawal Gultom, Prof. Nurlisa Ginting, Dr. Simson Ginting, serta penulis utama Roy Fachraby Ginting. Diskusi akan dimoderatori oleh Dr. Bakhrul Khair Amal, M.Si, akademisi dari Universitas Negeri Medan yang juga menjadi salah satu co-penulis buku.

Buku tersebut menyajikan narasi sejarah dan budaya Bangsa Karo melalui dokumentasi visual berupa lukisan dan foto-foto arsip. Selain menelusuri perjalanan sejarah Karo dari masa kerajaan hingga era modern, buku ini juga memuat pembahasan terkini tentang hubungan sejarah antara Kerajaan Aru dan masyarakat Karo. Temuan ini sebelumnya dipresentasikan dalam simposium kolaboratif antara Universitas Sumatera Utara (USU) dan Karo Foundation.

“Melalui dokumentasi visual ini, generasi muda Karo bisa mengenali akar budayanya secara lebih konkret. Bedah buku ini diharapkan menjadi ruang refleksi sekaligus langkah konkret dalam pelestarian budaya,” ujar Dr. Bakhrul dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/8/2025).

Tokoh dan sesepuh masyarakat Karo, Brata Brahmana, turut memberikan apresiasinya terhadap hadirnya buku Bangsa Karo dari Masa ke Masa dalam Dokumentasi Lukisan dan Foto.

“Dengan penuh syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut hadirnya buku ini. Bagi saya, buku ini bukan sekadar kumpulan gambar, melainkan saksi hidup perjalanan panjang Bangsa Karo,” ujarnya dalam pengantar buku tersebut.

Ia menambahkan, sejarah adalah cermin bangsa. “Bung Karno pernah mengingatkan, ‘Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!’ Karena itu, karya ini penting untuk meneguhkan kembali jati diri kita, agar generasi muda Karo semakin mencintai dan melestarikan warisan budaya leluhur,” tuturnya.

Acara juga akan membahas inisiatif digitalisasi aksara Karo serta penerapannya di ruang-ruang publik, yang merupakan bagian dari program pelestarian bahasa daerah oleh Karo Foundation. Program ini dinilai penting dalam menjaga eksistensi aksara dan bahasa Karo di tengah dominasi budaya arus utama.

Bedah buku ini terbuka untuk umum, khususnya akademisi, mahasiswa, budayawan, peneliti, serta masyarakat yang memiliki ketertarikan terhadap sejarah dan kebudayaan Sumatera Utara.

Melalui kegiatan ini, para penyelenggara berharap dapat membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga identitas budaya lokal sebagai bagian tak terpisahkan dari sejarah nasional.