BEIJING, SINKAP.info — Turnamen sepak bola usia dini bergengsi, Baidui Cup ke-42, resmi digelar pada 8 Agustus 2025 di Beijing meskipun diguyur hujan. Turnamen yang berlangsung hingga 17 Agustus ini kembali menghidupkan semangat sepak bola di ibu kota Tiongkok, yang dikenal sebagai “Kota Olimpiade Ganda”.
Ajang yang pertama kali digelar pada 1984 ini terus berkembang, dari hanya 112 tim peserta menjadi lebih dari 1.000 tim dalam beberapa tahun terakhir. Turnamen ini menjadi ajang tahunan yang paling dinantikan oleh anak-anak dan keluarga mereka selama libur musim panas.
“Lebih banyak anak terlibat setiap tahunnya. Mereka belajar dan berkembang bersama lewat pertandingan. Ini menunjukkan atmosfer sepak bola yang sangat positif di sini,” ujar legenda sepak bola Tiongkok, Yang Chen, yang pernah mengikuti dua edisi pertama turnamen ini lebih dari 40 tahun lalu.
Anak-Anak Tampil Antusias
Selama turnamen, para pemain muda bertanding di lapangan sepak bola yang tersebar di enam distrik Beijing. Meski cuaca bervariasi, para orang tua tetap hadir untuk memberi dukungan penuh.
Li Jinglin (10), salah satu peserta turnamen, mengatakan bahwa Baidui Cup adalah agenda favoritnya setiap musim panas.
“Saya mulai bermain sebagai gelandang sayap, lalu menjadi penjaga gawang sejak dua tahun lalu. Saya ingin mempertahankan kemenangan untuk tim saya,” ujarnya.
Sementara itu, Wang Yibo (9), penyerang muda yang baru pertama kali mengikuti turnamen ini, didampingi oleh orang tua, nenek, dan adik perempuannya sebagai pendukung setia.
“Awalnya kami hanya ingin ia lebih sehat secara fisik. Tapi kini dia termotivasi sendiri untuk terus berkembang. Saya yakin sepak bola akan selalu menjadi bagian dari hidupnya,” kata sang ibu, Guo Lele.
Peserta dari Dalam dan Luar Negeri
Tidak hanya dari Beijing, turnamen ini juga diikuti oleh peserta dari luar kota hingga luar negeri. Pelatih Ma Zhiqiang membawa tim dari Kabupaten Rongjiang, Provinsi Guizhou daerah asal liga sepak bola desa populer “Cun Chao”.
“Anak-anak ini punya kekuatan kaki yang baik, tapi masih perlu mengasah teknik. Namun, mereka menunjukkan semangat luar biasa di sini,” ungkap Ma.
Kapten tim Rongjiang, Lin Qihang (9), yang rutin berlatih lebih dari tiga jam setiap hari, menyatakan bahwa pengalaman di Beijing memberinya semangat baru.
“Saya jadi lebih disiplin. Ini kesempatan untuk belajar dan melihat dunia yang lebih luas,” katanya.
Baidui Cup juga menjadi ajang multinasional dengan kehadiran pemain seperti Christiano Konono (11) dari Zimbabwe. Ia bergabung bersama tim dari Jadel Football Academy, akademi yang didirikan mantan pemain profesional Walter Musanhu.
“Saya ingin anak-anak ini punya kenangan terbaik dalam hidup mereka. Lebih dari sekadar menjadi pemain, mereka perlu mendapatkan dukungan dan cinta,” ujar Musanhu.
Jadel menurunkan lima tim usia berbeda yang terdiri dari pemain asal Tiongkok, Zimbabwe, Jepang, dan negara lain.
Komitmen untuk Masa Depan Sepak Bola Tiongkok
Sekretaris Asosiasi Sepak Bola Beijing, Gao Jun, menegaskan bahwa turnamen ini akan terus digelar setiap tahun.
“Popularitasnya terus meningkat, dan kami tidak melihat alasan untuk menghentikannya,” tegasnya.
Turnamen ini juga telah melahirkan banyak pemain berbakat yang kemudian menjadi andalan nasional, seperti Shao Jiayi dan Liu Ying. Kini, Shao Jiayi yang menjabat sebagai pelatih Qingdao West Coast di Chinese Super League berharap lebih banyak bakat muda bisa muncul dari ajang ini.
“Perjalanan lebih dari 40 tahun tidak mudah. Saya berharap lebih banyak pemain muda bersinar dan berkontribusi pada sepak bola Tiongkok,” tutup Shao.