Industri Pers di Ranah Minang Era Hindia Belanda

TITIK TERANG1546 Dilihat

PADANG, SINKAP.info –  In memorian setibanya di tanah yang subur dan kaya akan keindahan alam ini, saya mengenang sosok Perempuan yang memiliki peran penting dalam dunia Pers.

Tapak Tilas saya di Bumi Ranah Minang, Sumatera Barat 09 Juni 2024, bukan hal yang baru diketahui tentang Industri Pers di Bumi yang memegang aforisme Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.

Terdapat beberapa tapak tilas yang memiliki nilai sejarah salah satunya Perempuan pertama yang bergerak di Industri Pers dengan mendirikan Surat Kabar di Ranah Minang.

Provinsi Sumatera barat melahirkan sosok Perempuan Jurnalist pertama Pendiri Surat Kabar Soenting Melajoe (Sunting Melayu) pada tahun 1912 era Hindia Belanda. Bernama Roehana Kudus ia menyuarakan Aspirasi dan menuliskan perdebatan antar kaum Perempuan dan Hindia Belanda.

Sebelumnya, sudah lahir Surat kabar Oetasan Melajoe didirikan oleh Soetan Maharaja yang ikut menyetujui lahirnya Industri Pers Surat Kabar Soenting Melajoe kala itu.

Menurut peneliti dari UIN Imam Bonjol Danil Mahmud Chaniago, Sunting Melayu berusaha mematahkan anggapan bahwa perempuan hanya berkutat pada urusan domestik saja. Surat kabar Soeting Melajoe ini mendorong perempuan Minangkabau terlibat dalam urusan-urusan sosial kemasyarakatan.

Diakhir tulisan ini izinkan saya mengutip sajak Roehana Kudus dan sepucuk surat ku kirimkan buat Tokoh Perempuan yang berjasa pada masanya.

“Usahlah uni-ku berdiam saja
ataupun amai-ku bermuram durja
ambillah kalam duduk di meja
tulis gubahan apapun saja.

Gubahan tentang kesah kemajuan
untuk sekalian kita perempuan
janganlah uni malu-maluan
menuliskan riwayat atau seruan.”
Soenting Melajoe, No. 3, 20 Juli 1912

#ALFATIHAH

Renaissance Pers, June 2024
by Ns. Maghfaruddin, MM
Sekretaris JMSI Meranti

SINKAP.info | Redaksi

Komentar